Selasa, 08 November 2016 16:21 WIB

Tenggelam di Kolam Renang Sekolah, Global Sevilla School Puri Indah Dinilai Lalai

Editor : Hermawan
Laporan: Muchammad Syahputra

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kasus meninggalnya Gabriella Sherly Howard (8), yang tenggelam di kolam renang Global Sevilla School, Puri Indah, Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Kamis (17/09/2016), membuat kedua orangtua Gabriella kecewa lantaran pihak sekolah mengatakan anaknya hanya terkena musibah hingga meninggal dunia.

Ayah korban, Asip Chang mengatakan bahwa dalam kejadian terebut pihak Global Sevilla School yang lalai dalam memberikan keamanan para murid hingga menyebabkan putri semata wayangnya meninggal dunia.

Padahal, sekolah tersebut diketahui bertaraf internasional, seharusnya memiliki life guard (penjaga kolam renang) yang dapat menyelamatkan saat anaknya tenggelam.

"Pihak sekolah menyatakan kejadian tersebut sebagai bentuk musibah. Jangan semata-mata bilang seperti itu. Itu sudah jelas anak saya tenggelam hingga mengambang. Itu kan lalai, karena di sekolah ini kan membangun karakter building, dan setara internasional, yang harusnya ini bisa menjaga lah," tandas Asip, di Komnas Perlindungan Anak (PA), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (8/11/2016).

Sementara itu, ibu korban Verayanti menyampaikan, pihak sekolah Global Sevilla pun seperti tidak mau bertanggung jawab atas hal tersebut.

Selain itu, kolam renang yang digunakan oleh anaknya saat proses pengambilan nilai itu pun sebenarnya bukan untuk murid sekolah dasar (SD).

"Saat kejadian tersebut, 17 Septemer 2016, dengan kondisi anak saya sehat walafiat, dan tiba-tiba dapat kabar anak saya sakit, dan di bawa kerumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, saya kaget anak saya sudah tak bernyawa. Dalam surat dokter tersebut anak saya meninggal sebelum sampai di rumah sakit," jelas Verayanti, di Kantor Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Verayanti pun meminta kepada pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus tersebut.

"Karena ini juga menjadikan pembelajaran untuk pihak sekolah manapun agar dapat memeperhatikan keselamatan murid kedepan. Jangan sampai terjadi kemabali, kalo lalai ngaku aja lalai, jangan berkelit," ungkapnya.

Selain itu, proses terhadap tersangka yang juga termasuk guru di sekolah Global Sevilla, Ronaldo Leturette harus cepat dilaksanakan, karena sudah setahun kasus ini belum ada kejelasan dan yang bersangkutan belum juga disidangkan.

"Guru olahraga sudah jadi tersangka, tapi hingga saat ini masih bebas dan masih ngajar, baru olahraganya aja. Menurut kepolisian berkas Gabby sudah P21, dan sudah bisa masuk dalam persidangan, sampai saat ini," pungkasnya.

Verayanti meminta kepada presiden untuk dapat mengawal serta memperhatikan kasus yang menimpa anaknya hingga meninggal dunia.

"Kami berharap Pak Jokowi juga ikut mengawal, kejadian meninggalnya anak saya," imbuhnya.
0 Komentar