Kamis, 10 November 2016 08:10 WIB

Pejabat Israel Tagih Janji Kampanye Trump

Editor : Eggi Paksha
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sejumlah pejabat Israel mengirimkan ucapan selamat kepada presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump.

Mereka pun langsung menagih janji Trump saat kampanye dulu. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan selamat kepada Donald Trump setelah pengusaha eksentrik itu terpilih sebagai presiden AS.

Netanyahu menyebut Trump sebagai teman sejati dari Israel. "Kami akan bekerja sama untuk memajukan keamanan, stabilitas dan perdamaian di wilayah kami. Hubungan yang kuat antara AS dan Israel di dasarkan pada nilai-nilai kebersamaan, kepentingan bersama, dan tujuan bersama," kata Netanyahu seperti dikutip dari Washington Post, Rabu (9/11/2016).

Sementara itu Walikota Yerusalem, Nir Barkat, bersorak "Mazel Tov, Bapak Presiden!" di akun Twitternya. Ia pun kemudian mengingatkan Trump akan janjinya yang akan memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke ibukota yang diklaim Israel, Yerusalem.

AS tidak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel karena menunggu negosiasi penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.

Sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri Tzipi Hotovely, diplomat top Israel, menimpali bahwa ia ingin Trump untuk memenuhi sumpah kampanyenya untuk mengakui Yerusalem. "Itu akan menjadi sebuah langkah bersejarah yang penting," katanya.

Pemimpin partai Rumah Yahudi Israel yang juga Menteri Pendidikan, Naftali Bennett, menyambut baik kemenangan Trump.

"Ini kesempatan yang luar biasa bagi Israel untuk segera mengumumkan niatnya guna menyingkirkan ide mendirikan Palestina di jantung negara, yang merupakan sebuah pukulan langsung terhadap keamanan dan keadilan kami," katanya.

Bennett mengatakan jelas baginya bahwa Trump mendukung pandangan ini, sebagaimanan tercermin dalam platform Partai Republik yang pro Israel. "Era negara Palestina berakhir," tegas Bennett.

Dari sisi lain, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina, Saeb Erekat, mengingatkan Trump bahwa solusi dua negara telah menjadi kebijakan resmi dari semua administrasi AS sebelumnya, Republik dan Demokrat.

Seorang juru bicara Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, "Kami siap untuk bekerja sama dengan presiden terpilih atas dasar solusi dua negara dan untuk mendirikan negara Palestina di perbatasan tahun 1967."(exe/ist)