Senin, 21 November 2016 19:37 WIB

DPR: Kalau Mau Makar Duduki Istana Bukan DPR

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmond J Mahesa mengatakan tidak memahami pola pikir Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian soal aksi demo yang akan digelar pada tanggal 25 November mendatang adalah juga sekaligus bertujuan menduduki Gedung DPR untuk makar atau menggulingkan pemerintah Jokowi. Menurut Desmond kalau memang mau makar, maka yang akan diduduki adalah istana presiden bukan gedung DPR.

“Ini aneh-aneh saja wacana yang dilontarkan Tito Karnavian. Kalau memang ada rencana untuk makar, kenapa juga gedung DPR yang akan dikuasai?Kalau mau makar yah istana presiden lah yang dikuasai. Apa yang makar itu tidak tahu bahwa presiden itu adanya di istana bukan di DPR?” ujar Desmond di Gedung DPR, Senin (21/11).

Desmon pun heran demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan damai selama ini justru dituduh untuk makar.”Tito ini tukang ramal nampaknya atau malah jangan-jangan dia yang suruh agar ada dari bagian para demonstran yang akan menduduki DPR. Kalau tidak tahu darimana dia?Demonstrasi selama ini berjalan aman dan damai saja kok,” tambahnya.

Desmon sendiri mengaku mengenal Tito sebagai pribadi dengan baik, namun menurutnya sebagai angota komisi III dirinya seringkali melihat bahwa kapolri seperti tidak bertindak atas nama hukum.”Saya kenal baik secara pribadi tapi sebagai anggota DPR saya juga mengkritik kekurangan beliau saat ini yang tidak bertindak sesuai hukum saja,” imbuhnya.

Ditanyakan mengenai isu yang beredar di kalangan wartawan bahwa ada dua orang dari Lembang 9 yang dikenal sebagai think thank nya Wakil Presiden Jusuf Kalla diperiksa oleh Bareskrim Polri, terkait adanya kecurigaan JK ada dibalik aksi demo, Desmon mengatakan bahwa kalau memang benar maka ada pecah kongsi antara Jokowi danJK.

“Ini isu jadi kemana-mana. Saat ini sebenarnya yang bikin kacau itu siapa? masyarakat atau pemerintah sendiri? Siapa yang mau makar? memang rakyat berani sama TNI dan Polri dan memangnya TNI dan Polri mau melawan rakyatnya sendiri? Rakyat kan berdemo karena tidak puas.Kalau memang mau disadari kan gampang saja tinggal memperbaiki diri,” imbuhnya.

Namun demikian dirinya merasakan bahwa ada kesadaran dari Jokowi untuk mmperbaiki semua kesalahan yang dilakukannya terhadap isu Ahok.

”Dia mendatangi tokoh-tokoh, dan para ulama dan sebagainya.Ini kan bagian dari kesadaran Jokowi untuk memperbaiki keadaan.”Jadi sudah bagus.Kalau nanti demo lagi tanggal 25, maka saya harap Jokowi mau menemui para pendemo dan berbicara dengan mereka,” tandasnya.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, pihaknya akan menjaga ketat aksi pada 25 November 2016. Hal ini karena menurut Tito dari informasi yang didapatnya aksi tersebut berpotensi berujung pada upaya penggulingan pemerintahan karena ada "penyusup" di balik aksi demo tersebut dan akan menduduki gedung parlemen Senayan, Jakarta.

"Kalau itu bermaksud untuk menjatuhkan atau menggulingkan pemerintah, termasuk pasal makar. Berdasarkan undang-undang, menguasai gedung pemerintahan merupakan salah satu pelanggaran hukum. Saya juga mendapat infomasi bahwa ada sejumlah rapat terkait upaya menguasai DPR. Bila ada upaya-upaya seperti itu, kita akan lakukan upaya pencegahan dengan memperkuat gedung DPR/MPR," ujar Tito dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/11).

Tito mengatakan, rencana aksi unjuk rasa tersebut masih terkait proses hukum terhadap Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dituduh menista agama. Tito menegaskan bahwa proses hukum terhadap Ahok tetap berjalan di Bareskrim Polri. Dengan demikian, tak perlu lagi dilakukan aksi unjuk rasa.

“Jika tetap dilakukan, maka patut dicurigai bahwa aksi tersebut tak lagi murni untuk penegakan hukum.Kita udah dapat info, ini bukan masalah proses hukum lagi. Tapi ada upaya agenda politik lain, di antaranya upaya makar," kata Tito.
0 Komentar