Minggu, 25 Desember 2016 15:55 WIB

Bebas dari ISIS, Warga Irak Rayakan Natal

Editor : Eggi Paksha
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Ratusan umat Kristen Irak di Bartella, sebuah kota dekat Mosul, berbondong-bondong merayakan Natal untuk pertama kalinya sejak 2013.

Mereka merayakan Natal setelah ISIS berhasil diusir dari sebuah kota sebelah utara negara itu. Suka cita mereka bercampur dengan kesedihan atas penodaan gereja mereka.

ISIS mengosongkan ribuan rumah milik umat Assyrian Kristen di Bartella pada Agustus 2014 setelah wilayah itu jatuh ke tangan mereka. Pada bulan Oktober, pasukan Irak yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) berhasil merebut wilayah itu kembali.

"Ini adalah hari terbaik dalam hidup saya. Kadang-kadang saya pikir itu tidak akan pernah datang," kata Shurook Tawfiq, seorang ibu rumah tangga yang mengungsi ke kota Kurdi terdekat dari Erbil seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/12/2016),

Gereja rusak parah selama ISIS mengendalikan kota. Kelompok ekstrimis itu menurunkan salib patung-patung orang suci dirusak dan mimbar yang dibakar.

Sebuah salib baru telah ditempel di atas kapel, sementara pohon Natal plastik penuh hiasan sekarang berdiri di dekat gerbang besar. Tentara berjaga-jaga di dekatnya dan sejumlah lainnya ditempatkan di atap.

Sebuah gemuruh lonceng meriah terdengar di atas kota, yang sebagian besar masih kosong, dengan banyak rumah runtuh akibat pertempuran yang berkobar dua bulan yang lalu. "Ini adalah campuran dari kesedihan dan kebahagiaan," kata Uskup Mussa Shemani sebelum merayakan Misa Malam Natal.

"Kami sedih melihat apa yang telah dilakukan ke tempat-tempat suci kami dengan negara kita sendiri, tetapi pada saat yang sama kami senang untuk merayakan Misa pertama setelah dua tahun," imbuhnya.

"Ini adalah awan gelap di Irak.Tapi kita akan tinggal di sini di negeri kita apa pun yang terjadi. Tuhan bersama kita," Uskup Shemani kepada majelis dalam khotbah Natal di Bartella.

Wilayah Niniwe merupakan salah satu pemukiman paling kuno Kristen selama hampir 2.000 tahun. Di Mar Shimoni, jemaat bernyanyi dan berdoa dalam bahasa Syriac, bahasa yang dekat dengan yang diucapkan oleh Yesus.

"Ini gereja tempat saya dibaptis, di mana saya dididik, di mana saya diajari iman. Seluruh kota akan datang ke gereja jika mereka memiliki sarana," kata Bahnam Shamanny, editor Bartelli al-Syriann, sebuah koran lokal bulanan.(exe/ist)
0 Komentar