Sabtu, 14 Januari 2017 10:49 WIB

Firman Soebagyo Curigai Kepentingan Asing di Balik Gerakan Anti Tembakau Melalui NRT

Reporter : Bili Achmad Editor : Danang Fajar
Firman Soebagto (foto:ist)

Laporan: Bili Achmad

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mencurigai adanya kepentingan korporasi industri farmasi multinasional melalui gerakan anti tembakau internasional pada produk NRT (Nicotine replacement therapy).

Meskipun mengangkat isu kesehatan, Firman mengatakan produk NRT nantinya akan menggerus industri tembakau lokal dengan ekspansi yang terus-menerus.

“Strategi industri farmasi multinasional itu yakni mengurangi konsumsi tembakau dan diganti dengan NRT produk Amerika Serikat, itu persis seperti ditetapkan dalam Pasal 6 FCTC (Framework Convention On Tobacco Control),” tegas Firman dalam rilisnya, Sabtu (14/1/2017).

Dalam Pasal 6 FCTC sendiri, ditetapkan bahwa menaikan harga dan cukai pasti berdampak terhadap kurangnya permintaan tembakau hingga harga rokok jadi mahal dan orang tidak lagi mudah membeli rokok. Tentu keadaan ini memaksa orang berhenti merokok sehingga kemudian menggerus industri kretek nasional

"Tinggal kita pilih. Apakah kita mau utamakan kepentingan nasional di bidang tembakau atau kepentingan korporasi-korporasi farmasi internasional yang sejak awal mendanai proyek anti tembakaunya itu? Kedaulatan sebagai bangsa ada di tangan kita,” tandasnya.

Sekedar informasi, produk NRT yang telah dipasarkan adalah dalam bentuk patch, inhaler, nasal spray, gum, tablet sublingual, dan lozenge. NRT sendiri berfungsi menolong beberapa orang untuk mengurangi kecanduan nikotin setelah berhenti merokok.