Senin, 23 Januari 2017 17:46 WIB

Polri Akan Dalami Anggota Pasukan Perdamaian Ditangkap di Sudan

Editor : Rajaman
Pasukan Perdamaian Indonesia di Sudan (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Mabes Polri menyatakan akan mendalami insiden penangkapan anggotanya oleh pemerintah Sudan masuk dalam pasukan perdamaian PBB terkait penyelundupan senjata

"Kami sedang dalami, kami sedang telaah informasinya karena di luar negeri," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto, di Mabes Polri, Senin (23/1/2017).

Rikwanto tidak mau berkomentar lebih lanjut tentang konsekuensi yang akan diberikan pada anggotanya di Pasukan Perdamaian PBB itu, bila benar yang bersangkutan menyelundupkan senjata. 

"Ya jangan kalau-kalau. Kami dalami dulu saja," imbuhnya.

Dilaporkan media lokal, Sudanese Media Centre dan Sudan Tribune, s pada Senin (23/1/2017), pasukan perdamaian Indonesia yang ditahan merupakan anggota pasukan penjaga perdamaian PBB atau UNAMID. Penangkapan dilakukan di Bandara Al-Fashir pada Jumat (20/1) waktu setempat.

Mengutip sumber pemerintahan di North Darfur, Sudanese Media Centre menyebut penangkapan itu terkait upaya penyelundupan senjata dan amunisi serta sejumlah mineral berharga. 

Disebutkan senjata dan amunisi yang diselundupkan termasuk 29 pucuk senapan Kalashnikov, empat senjata api, 6 senjata tipe GM3 dan 61 pistol berbagai jenis, serta sejumlah besar amunisi. UNAMID dilaporkan masih melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden itu.

Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) membenarkan penangkapan itu namun meragukan informasi awal senjata itu milik pasukan polisi Indonesia.

"Kita sudah mendapatkan informasi mengenai kejadian tersebut. Terdapat beberapa kejanggalan dari informasi awal yang diterima," terang Juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir merespons permintaan konfirmasi detikcom melalui keterangan tertulis, Senin (23/1/2017). 

"Informasi awal yang kita terima dari Pasukan Polisi Indonesia bahwa barang tersebut bukan milik Pasukan Polisi Indonesia," tandasnya.

Arrmanatha menjelaskan, kasus ini masih diselidiki PBB dan pihak KBRI Khartoum akan memberi pendampingan. Dia tidak menyebut lebih lanjut jumlah polisi Indonesia yang ditangkap di Darfur.

"Tim Polri akan segera berangkat untuk memberikan bantuan hukum dan mencari kejelasan dari permasalahan," tandas Arrmanatha. 


0 Komentar