Kamis, 26 Januari 2017 14:04 WIB

Djarot Ingin Wujudkan Birokrasi Bersih di DKI

Editor : Hermawan
Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan ingin mewujudkan birokrasi pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi dan pungutan liar (pungli).

"Kami akan membangun bagaimana birokrasi yang bersih tidak pungli, tidak melakukan korupsi dan betul-betul melayani sepenuh hati, itu kan misi kita dan itu yang dijalankan oleh masa pemerintahan Basuki-Djarot," kata Djarot di sela-sela kampanye di Jalan Pengadegan Barat XIII Kelurahan Pengadegan, Kamis (26/1/2017).

Djarot mengatakan birokrasi yang bersih akan mendukung penataan kota dan percepatan pembangunan Jakarta.

"Penataan kota dan kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekonomi itu tergantung dari birokrasinya ini, birokrasi itu kan juga agen perubahan, dia motor, dia representasi dari pemerintah dan negara jadi kita fokus dulu untuk birokrasinya," tuturnya.

Untuk itu, Djarot akan terus berupaya membawa perubahan positif pada birokrasi yang bebas dari korupsi dan praktik pungutan liar dan mengutamakan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

"Kalau ingin perubahan, ubah dulu birokrasinya," ujar Djarot.

Dia menjelaskan ketika blusukan kerap bertanya kepada warga untuk memastikan adanya praktik pungutan liar di lapangan.

"Mereka (warga) mengatakan tidak (ada pungutan liar) bahkan yang paling bangga senang itu mereka sampaikan bahkan uang pun itu mereka (aparatur pemerintah di sektor pelayanan publik) tidak mau," tandas Djarot.

Djarot menuturkan tidak adanya pungutan liar menunjukkan adanya perubahan pola pikir yang bagus di sektor pelayanan publik atau birokrasi.

"Saya bilang jangan diberi uang, dengan ucapan terima kasih saja mereka sudah senang, karena apa? Karena mereka sudah digaji tinggi mereka sudah dibayar dengan cukup tinggi. Itu luar biasa, dikasih duit nggak mau. Bukan satu dua kali saya temukan seperti itu banyak orang mengatakan dikasih duit ucapan terima kasih enggak mau Rp50 ribu, Rp100 ribu itu berapa pun nggak mau," ungkapnya. 

sumber: antara