Sabtu, 28 Januari 2017 09:57 WIB

Belajar dari Anthrax, Publik Harus Diedukasi Jangan Makan Daging Hewan Sakit

Editor : Rajaman
Ahmad Zainuddin (dokluki)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Masyarakat khususnya di pedesaan perlu diberikan edukasi lanjutan tentang makanan higienis. Edukasi ini diperlukan untuk mencegah terulangnya kembali kasus Anthrax seperti yang menimpa warga di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. 

Anggota Komisi IX DPR RI, Ahmad Zainuddin mengatakan, penyakit Anthrax yang menjangkiti beberapa warga di Kulon Progo terjadi karena lemahnya pengetahuan warga tentang prasyarat makanan yang higienis. 

“Mereka sebelumnya memakan daging binatang yang mati karena sakit anthrax. Masyarakat perlu diberi edukasi lagi. Daging binatang sakit yang dimasak belum tentu jadi higienis,” ujar Zainuddin dalam keterangan pers, Sabtu (28/1/2017). 

Sebelumnya, Zainuddin bersama beberapa anggota Komisi IX DPR melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta, Kamis (27/1/2017). Salah satu tujuan kunjungan tersebut untuk melihat perkembangan penanganan kasus anthrax di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo. 

Zainuddin menyesalkan adanya perbedaan sikap di antara pemerintah. Dia mencontohkan, Pemkab Kulon Progo yang menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas temuan kasus anthrax di wilayahnya berdasarkan hasil penelitian laboratorium RS Sarjito dan FK UGM. Sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tidak ingin terburu-buru dengan status KLB. Dinkes Kulon Progo menyatakan dari 16 orang penderita anthrax tipe kulit, 15 orang diantaranya  telah dinyatakan  sembuh dan satu orang meninggal dunia. Korban meninggal menurut Dinkes, juga tidak dapat dipastikan disebabkan virus anthrax karena korban memiliki riwayat komplikasi diabetes dan penyakit jantung, serta berusia lanjut.
 
“Pemerintah harus respons cepat setiap ada indikator penyakit menular atau berbahaya seperti anthrax. Ini demi menyelamatkan nyawa manusia. Jangan ada upaya nenutup-nutupi. Seperti yang disampaikan kemenkes yang menyatakan masih suspek sementara di Kulon Progo sudah dinyatakan KLB,” cetusnya. 

Zainuddin berharap perbedaan pandangan terhadap wabah penyakit tidak terulang lagi di masa mendatang. Kesamaan sikap yang tepat di antara pemerintah menurutnya, sangat menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya.

"Kasus KLB wabah anthrax pernah terjadi pertengahan tahun lalu. Berlarut-larut penanganan biasanya terjadi karena beda sikap diantara stakeholder. Jangan sampai ini terulang," pungkasnya. 


0 Komentar