Minggu, 29 Januari 2017 16:31 WIB

Debat Putaran Kedua, Pengamat: Ahok-Djarot Unggul Kuasai Panggung

Reporter : Sriyanti Lumban Gaol Editor : Hermawan
Debat cagub dan cawagub DKI Jakarta. (ist).

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Debat kedua yang digelar pihak KPUD sudah berakhir. Dengan mengusung mengusung tema: "Reformasi Birokrasi, Pelayanan Publik, dan Penataan Tata Ruang Kota", setiap kandidat dalam debat itu sangat mencuri perhatian masyarakat untuk mendengar setiap jawaban maupun pernyataannya.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai dalam debat kedua Pilgub DKI 2017, Jumat (27/1/2017), pasangan Ahok-Djarot lebih terlihat unggul dan menguasai pangung debat dibandingkan pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandiaga.

Alasan pertama,  kata Pangi Ahok lebih mudah dan gampang menjelaskan program apa yang sudah dilakukan dan yang sudah dikerjakan.

"Ini menjadi keunggulan incumbent, menguasai data dan sudah melakukan bukan ajang program sebatas coba coba," tandas Pangi di Jakarta, Minggu (29/1/2017).

Kedua, lanjut Pangi, Ahok langsung mengklarifikasi ketika diserang terkait birokrasi bekerja dengan rasa takut dan tekanan.

Ahok membantah dan itu tidak benar, selama ini  dituduh memukul, menakut-nakuti bukan merangkul. Ahok dengan lihai dan mahir mematahkan tuduhan tersebut.

Menurut Pangi, selama ini Ahok mengerakkan birokrasi PNS bekerja dengan hati. Bahkan, Ahok mencontohkan pendekatan sederhana dengan hati, beberapa kali hadir dalam pesta perkawainan PNS bawahannya.

"Ahok dengan sadar, tidak terima terkesan disudutkan Agus dan Anies bahwa cara kerja menakut-nakuti birokrasi, bekerja bukan berdasarkan hati tapi di bawah ttekanan," ujar Pangi.

Ketiga, Ahok dengan tegas menjelaskan dan menguraikan silang sengkarut problem birokrasi dengan sangat sederhana, tidak menggunakan berbagai macam teori. 

"Melawan dan sikat oknum PNS yang melakukan pungli, dengan menaikkan tunjangan. Memecat PNS yang melanggar sumpah jabatannya, Ahok mempertahankan meritokrasi, menaikkan tunjangan supaya mereka memberhentikan tradisi lama seperti pungli, " tambah Pangi.

Keempat, administrasi keadilan sosial menjadi kata-kata yang seringkali disampaikan Ahok dalam debat kedua tersenbut.

Masyarakat yang tak mampu, Ahok berikan gratis pemasangan PAM. Ahok juga membantah dan menekankan bahwa dia tidak membangun jalan terus, tapi membangun transportasi publik berbasis rel.

"Transportasi terintegrasi dibangun. Tahun lalu Ahok menjelaskan bahwa sudah membangun 53 trayek baru busway. Juga sedang membangun jalan dan masuk ke rumah dan kampung serta langsung terintegrasi dengan apartemen di dekat halte stasiun, " ujar Pangi

Kelima, dalam mengatasi kemacetan,  transportasi publik dan strategi penanganan kemacetan di Jakarta, terlihat sekilas Ahok lebih terlihat mahir menguasai konten starategi mengurai kemacetan di kota Jakarta.

Kendaraan publik massal berbasis rel tetap menjadi keunggulan Ahok, dan pasangan lain terkesan mencontek apa yang sudah dilakukan Ahok menyelesaikan kompleksitas persoalan kemacetan di Jakarta.