Jumat, 10 Februari 2017 15:53 WIB

Pelajar Delapan Sekolah Bekasi-Tangsel Turunkan Reklame Rokok

Editor : Hermawan
Ilustrasi.

BEKASI, Tigapilarnews.com - Siswa dari delapan sekolah di Kota Bekasi dan Tangerang Selatan yang merupakan dampingan Yayasan Lentera Anak, pada Jumat (10/2/2017), melakukan aksi menurunkan spanduk reklame rokok yang terpasang di warung-warung di sekitar sekolah mereka.

Penurunan spanduk reklame rokok di Bekasi dilakukan siswa lima sekolah, yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 4, SMP Negeri 17, SMP Negeri 23, dan SMP Negeri 6.

Aksi tersebut mendapat dukungan dari Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu yang sebelumnya menerima audiensi dari Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari dan perwakilan sekolah pada Rabu (8/2/2017).

Sedangkan penurunan spanduk reklame rokok di Tangerang Selatan dilakukan siswa tiga sekolah, yaitu SMP Negeri 2, SMA Negeri 8 dan SMK Negeri 1.

Aksi tersebut dilakukan sebagai wujud penolakan siswa sekolah menjadi sasaran pemasaran industri rokok. Mereka meyakini industri rokok sengaja meletakkan spanduk reklame di warung-warung sekitar sekolah untuk menyasar anak-anak dan remaja sebagai perokok baru.

"Spanduk reklame rokok merupakan salah satu hal yang memengaruhi anak untuk merokok selain pergaulan dan kemudahan anak membeli rokok di warung-warung sekitar sekolah," kata Humas SMP Negeri 17 Bekasi, Susi Yana, Jumat (10/2/2017).

Aksi bertajuk "Tolak Jadi Target" merupakan program kerjasama antara Yayasan Lentera Anak dengan Dinas Pendidikan di lima kota di Indonesia, yaitu Padang, Mataram, Bekasi, Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor.

Kegiatan ini bertujuan melindungi dan memperkuat anak-anak agar mampu menolak menjadi target industri rokok yang dengan sengaja menempatkan iklan rokok di sektar sekolah.

Dari monitoring pada 2016, Tim Lentera Anak menemukan 61 merek rokok yang mengepung sekolah-sekolah di lima kota tersebut.

Penempatan iklan rokok di sekitar sekolah bertujuan agar anak-anak terpengaruh untuk mulai merokok.

Hasil studi Komnas Perlindungan Anak dan UHAMKA pada 2007, sebanyak 46,3 persen anak mengaku terpengaruh merokok karena melihat iklan rokok.

Program pendampingan ini diharapkan mampu menciptakan kesadaran kritis siswa, guru dan masyarakat luas pada strategi industri rokok yang terus menyasar anak-anak.

sumber: antara