Rabu, 01 Maret 2017 08:56 WIB

Intelijen Korsel Yakin Korut Dalang Pembuhan Kim Jong-nam

Editor : Yusuf Ibrahim
Kim Jong-nam. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Intelijen Korea Selatan (Korsel) yakin tersangka yang ingin membunuh Kim Jong-nam termasuk beberapa pejabat yang bekerja untuk Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kementerian Keamanan Korut.

Kakak tiri Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, itu tewas awal bulan ini di bandara Malaysia akibat serangan menggunakan racun saraf XV. Bahan kimia itu mampu membunuh dalam hitungan menit. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasukkan XV sebagai senjata pemusnah massal.

Korsel sangat sensitif dengan berbagai perkembangan di Korut, termasuk dalam isu pembunuhan Jong-nam. Para pejabat intelijen Korsel pun memberikan penjelasan pada para anggota parlemen tentang pembunuhan Jong-nam tersebut. Pejabat Korsel dan Amerika Serikat (AS) yakin Jong-nam dibunuh oleh para agen Korut.

Apalagi selama ini Jong-nam menjadi pengkritik keras kontrol keluarganya di negara yang terisolir tersebut. “Di antara delapan tersangka dalam kasus ini, empat orang dari Kementerian Keamanan Korut dan dua orang yang beraksi dari Kementerian Luar Negeri Korut,” papar anggota parlemen Korsel Lee Cheol-woo yang mendapat penjelasan dari badan intelijen, dikutip kantor berita Reuters.

“Itulah mengapa ini kasus terorisme yang dilakukan negara, diarahkan langsung oleh Kementerian Keamanan dan Kementerian Luar Negeri Korut,” ujar Lee. Kepolisian Malaysia telah mengidentifikasi total delapan warga Korut sebagai tersangka atau diinginkan untuk diperiksa.

Mereka termasuk satu pejabat Kedutaan Besar (Kedubes) Korut yang diyakini masih berada di Kuala Lumpur. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Malaysia Su-bramaniam Sathasivam menyatakan Jong-nam tewas dalam 15-20 menit setelah diserang dua perempuan yang diyakini mengoleskan VX ke wajahnya. Jongnam saat itu sedang di Bandara Internasional Kuala Lumpur untuk terbang ke Makau, tempat dia tinggal dalam perlindungan China.

Dua perempuan, asal Indonesia dan Vietnam, itu kini ditahan dan menjelaskan bahwa mereka menduga sedang dalam acara lelucon televisi. Anggota parlemen Korsel lainnya, Kim Byung-kee menjelaskan, Korut beroperasi dalam tiga tim. Dua tim masingmasing termasuk pejabat dari Kementerian Keamanan dan Kemlu Korut.

Dua tim itu bertanggung jawab untuk membawa wanita di Indonesia dan Vietnam serta membawanya ke Malaysia untuk melakukan serangan itu. Tim ketiga menyediakan dukungan dalam aktivitas tersebut. Byung-kee memaparkan, intelijen Korsel menyebut pejabat Kedubes Korut di Kuala Lumpur, Hyon Kwang-song terkait dengan Kementerian Keamanan Korut dan bagian dari tim pendukung.

Kepolisian Malaysia sebelumnya menyatakan mereka mungkin mengeluarkan surat perintah penahanan untuk diplomat itu jika dia tidak mau bekerja sama. Meski demikian, tidak jelas apakah kepolisian dapat melakukannya karena Kwang-song memiliki kekebalan diplomatik.

“Satu warga Korut yang berada di tahanan polisi, Ri Jongchol diyakini bagian dari tim pendukung,” kata Byung-kee. Otoritas Malaysia belum berkomentar tentang peranperan warga Korut yang dituduh terlibat dalam pembunuhan tersebut. Investigasi kasus itu dan penolakan Malaysia untuk menyerahkan jasad Jongnam ke Korut sebelum identifikasi keluarga korban, mengakibatkan perselisihan diplomatik antara Kuala Lumpur dan Pyongyang.

Sementara itu, laporan yang disusun untuk Dewan Keamanan PBB menyebutkan ada perusahaan peralatan militer Korut yang beroperasi di Malaysia. Perusahaan yang disebut Glocom itu memiliki kantor dekat daerah Little India di Malaysia.

Menurut PBB, Glocom merupakan perusahaan yang dikelola agen intelijen Korut yang menjual peralatan radio perang yang melanggar sanksi PBB. Glocom menawarkan 30 sistem radio untuk organisasi militer dan paramiliter di laman glocom.com.my. Laman Glocom itu telah diblokir tahun lalu.

Sebelumnya Glocom menyebut alamatnya di Little India, Malaysia. Kini kantor di alamat tersebut tampak kosong dan kotak surat di depannya berisi surat-surat yang tidak dibuka. Faktanya, tidak ada perusahaan resmi dengan nama tersebut di Malaysia.(exe/ist)


0 Komentar