Sabtu, 04 Maret 2017 13:09 WIB

Kenali Seberapa Besar Bakat Anda untuk Menjadi Seorang Pengusaha

Editor : RB Siregar
Menjadi seorang pengusaha harus berani mengambil risiko.(ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Tetua kita dulu sering memberi wejangan, jika ingin dihormati jadilah seorang birokrat,  bila mau kaya jadilah pengusaha, namun bila mau mendapat ketenangan jadilah seorang petani.

Tidak sepenuhnya petuah itu benar karena masih bisa diperdebatkan. Untuk mendapat ketenangan, tak selalu harus menjadi petani karena seorang birokrat pun bisa merasakannya, pun begitu seorang  pengusaha.

Masalahnya, untuk menjadi seorang petani sekarang ini bukan perkara mudah karena keterbatasan lahan yang sudah banyak berubah menjadi lapangan golf, perumahan dan sebagainya. Begitu juga untuk menjadi birokrat, persaingannya begitu tajam. 

Data Badan Pusat Statistik menjeaskan, jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2017 mencapai 7,02 juta jiwa, woow!

Jadi, peluang terbesarnya adalah menjadi seorang pengusaha. Bahasa kerennya, entrepreneur. Untuk menggeluti profesi yang satu ini, bisa punya latar belakang apa saja, tak harus mengambil kuliah ekonomi atau bisnis. 

Ketika memulai usaha, tak harus seperti kebanyakan orang. Punya  kantor yang mentereng, karyawan puluhan, dan sebagainya. Sesuaikan saja dengan budget Anda.

Misalnya  membuka usaha jual pulsa telepon, plus aksesorisnya. Sewa tempat  sekitar Rp10 juta setahun. Jika Anda membukukan keuntungan bersih Rp200 ribu sehari, berarti Anda punya penghasilan kotor Rp6 juta sebulan.

Itu artinya, Anda harus menyisihkan Rp833 ribu untuk sewa tempat, gaji satu karyawan Rp3,5 juta, serta sisa Rp1,66 juta bagian Anda. 

Jumlahnya memang sedikit, tapi secara bertahap teruslah kembangan usaha ini hingga  5-10 tempat. Berapa bagian Anda, tinggal kalikan sendiri. 

BAKAT PENGUSAHA

Tapi perlu dicatat, tak semua orang memiliki bakat menjadi pengusaha. Karena ada banyak risiko dan hambatan yang menunggu Anda.

Namun,  jika ditarik benang merah pengusaha-pengusaha sukses di dunia, termasuk Indonesia, ternyata memiliki banyak persamaan. 

Misalnya, mereka berani mengambil risiko. Perkara jatuh bangun tak membuat mereka 'mati layu'. Belum lagi orang-orang di sekeliling yang terus melemahkan semangat ketika kita memulai membangun bisnis.

Tak jarang pula ketika mau memulai usaha, kepala terasa penuh dengan pertanyaan-pertanyaan, "Bagaimana kalau bangkrut".  

Maka jangan heran, persaingan terbesar untuk memulai  dunia usaha bukan rivalitas Anda, tetapi Anda sendiri. Anda takut bangkrut padahal Anda belum memulai. 

Ingat pula, persaingan justru membuatmu ingin membuktikan kalau kamu mampu.  

So, bila Anda yakin dengan bisnis itu, mulailah melakukannya. Tapi bila gagal, setidaknya Anda tahu Anda tidak cocok menggeluti bisnis itu. 

Jangan patah arang, pikirkan bisnis lainnya. Ingat sprit orang-orang sukses. Bangkrut sifatnya hanya sementara, tetapi kemiskinan hampir bisa dipastikan abadi. 

Jadi, bangkitlah untuk memulai sebab untuk  gagal saja harus memiliki perancanaan dengan baik, apalagi untuk sukses. 

Persamaan lainnya yang dimiliki pengusaha-pengusaha sukses, mereka selalu tak puas untuk berbenah. Bila ada sistem yang tak jalan, mereka selalu membenahinya. 

Bila mapan dengan bisnis itu, pikirkan bisnis lain. Berpikir out of the box, serta buka telinga dan lapangkan hatimu untuk menerima masukan-masukan dari seorang office boy sekali pun.

Hal terpenting, ketika sudah membuat keputusan. Anda harus bisa menjelaskannya secara rasional, bukan emosional.***


0 Komentar