Rabu, 08 Maret 2017 07:31 WIB

PBB: Jumlah Wisatawan ke AS Berpotensi Turun

Editor : Hendrik Simorangkir
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (ist)

BERLIN, Tigapilarnews.com - Langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperbarui larangan memasuki AS bagi warga negara berpenduduk mayoritas Muslim, akan mengurangi dampak terhadap sektor pariwisata. 

Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Taleb Rifai, sebelum pembukaan pameran perdagangan pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin, Jerman. 

Sebelumnya, Trump telah menandatangani sebuah perintah eksekutif yang telah diperbarui menyangkut keimigrasian, setelah perintahnya yang lalu diblok oleh pengadilan. 

"Orang-orang tidak akan mau datang ke tempat yang tidak membuat mereka nyaman," kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Taleb Rifai, Rabu (8/3/2017).

Berdasarkan perintah Trump, warga dari enam negara berpenduduk mayoritas Muslim dilarang masuk ke Amerika Serikat. Namun, perintah yang diperbarui itu mengeluarkan Irak dari daftar sebelumnya.

"Ini bukan masalah negara-negara mana yang termasuk (dalam daftar), ini lebih kepada soal perilaku," jelas Rifai.

Rifai mengatakan, Amerika Serikat telah kehilangan potensi pendapatan sebesar 185 juta dolar AS (sekitar Rp2,4 triliun) setiap bulannya setelah larangan pertama diterapkan.

"AS juga akan kehilangan puluhan juta dolar lagi setiap bulan jika kebijakan serupa terus diterapkan," ucapnya.

Menurut data bulan yang dikeluarkan perusahaan analisa pariwisata, ForwardKeys, minat kunjungan ke Amerika Serikat dalam beberapa bulan mendatang sudah melemah.

Namun, penurunan minat berkunjung ke AS diperkirakan tidak akan berdampak pada minat kunjungan wisata secara umum.

Jumlah wisatawan asing diperkirakan akan tumbuh tiga atau empat persen tahun ini dibandingkan tahun lalu, yang saat itu berjumlah 1,24 miliar orang.

"Dunia telah membuka diri sedemikian hebatnya. Sekarang begitu banyak pilihan. Kalau kita ingin bermain judi, kita tidak harus pergi ke Las Vegas, sebagai pengganti kita bisa pergi ke Makau," pungkasnya.

Lembaga pengamat pasar Euromonitor telah memangkas perkiraan jumlah wisatawan yang datang di AS hingga tahun 2020 menjadi 84,2 juta dari 85,2 juta di tengah ketidakpastian soal larangan masuk ke AS.

 

Sumber: antara


0 Komentar