Jumat, 24 Maret 2017 23:04 WIB

Presiden AS Ultimatum Parlemen

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengultimatum Parlemen untuk memutuskan atau tidak terkait RUU Kesehatan yang baru.

RUU Kesehatan ini dimaksudkan untuk mengganti undang-undang kesehatan sebelumnya yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama atau Obamacare.

Namun, pemungutan suara terpaksa ditunda karena sikap oposisi dari sejumlah legislator Partai Republik meski Trump sudah membujuk mereka untuk kembali ke legislatif. Namun, sekarang Trump mengatakan ia akan jalan terus dan akan memutuskan sendiri apapun hasilnya.

"Selama tujuh setengah tahun kami telah menjanjikan kepada rakyat Amerika bahwa kita akan mencabut dan mengganti hukum yang rusak ini karena hancur dan gagal, dan besok kita akan melanjutkannya," kata Ketua Parlemen AS, Paul Ryan seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/3/2017).

Sementara itu, Chris Collins, perwakilan Partai Republik New York, mengatakan: "Presiden telah mengatakan ia ingin pemungutan suara besok, selesai atau tidak. Jika untuk alasan apapun itu tidak selesai, kita hanya akan bergerak maju dengan bagian tambahan dari agendanya."

Membatalkan dan menggantikan yang disebut Obamacare adalah topik utama dari kampanye pemilihan Trump. Penundaan voting adalah kemunduran bagi presiden yang bersikeras ia akan menang angka untuk lolos majelis rendah Kongres.

Sebelumnya, pemimpin oposisi Parlemen Nancy Pelosi mengatakan Trump telah membuat kesalahan mendasar untuk membawa pembahasan hal ini di saat ia belum siap. 

Trump perlu mendapatkan dukungan 215 agar RUU Kesehatannya disahkan parlemen. Namun kelompok oposisi, terutama dari kelompok konservatif Partai Republik, RUU tersebut tidak cukup untuk menggantikan UU Kesehatan Obama.

Obamacare membantu 20 juta orang Amerika yang sebelumnya tidak diasuransikan mendapatkan asuransi kesehatan. Namun regulasi ini diganggu oleh kenaikan premi asuransi, yang juga menjadi permasalah sebelum adanya regulasi kesehatan.

Trump berjanji bahwa undang-undang baru akan mencakup lebih banyak orang dengan biaya yang lebih rendah. RUU ini tetap mempertahankan beberapa elemen populer dari Obamacare tetapi membatasi pendanaan federal untuk masa depan Medicaid, yang meliputi masyarakat berpenghasilan rendah.

Perubahan terbaru RUU itu akan membuatnya lebih mahal daripada yang diperkirakan sebelumnya. Analis anggaran mengatakan jumlah warga AS yang tidak diasuransikan akan meningkat menjadi 24 juta pada 2026 dibawa undang-undang baru. Sementara kelompok yang mewakili dokter, rumah sakit dan orang tua menentang undang-undang tersebut.(exe/ist)


0 Komentar