Kamis, 13 April 2017 07:25 WIB

Korut Ancam AS dengan Nuklir

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi uji coba nuklir Korut. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Media pemerintah Korea Utara (Korut) memperingatkan siap melancarkan serangan nuklir ke Amerika Serikat (AS) jika ada indikasi serangan oleh Washington.

Ancaman itu muncul saat armada kapal perang AS menuju Samudra Pasifik bagian barat. Armada penyerang itu dipimpin oleh kapal induk bertenaga nuklir Carl Vinson. 

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat dengan kemungkinan aksi militer oleh AS setelah Washington menyerang Suriah dengan puluhan rudal.

Kemungkinan aksi militer itu pun muncul seiring kekhawatiran Korut menggelar tes nuklir keenam. Surat kabar corong pemerintah Korut, Rodong Sinmun, menyatakan negaranya siap merespons semua agresi AS.

”Tentara revolusioner kami yang kuat mengamati setiap gerakan elemen musuh, dengan pandangan nuklir kami fokus pada pangkalan AS tidak hanya di Korea Selatan (Korsel) dan Pasifik, tapi juga di daratan AS,” papar surat kabar itu, dikutip kantor berita Reuters. 

Presiden pelaksana Korsel, Hwang Kyo-ahn juga memperingatkan provokasi lebih lanjut oleh Korut tersebut. Korsel juga telah memerintahkan militer meningkatkan pengawasan dan terus berkomunikasi dengan AS. 

”Ada kemungkinan Korut mungkin meningkatkan provokasi seperti tes nuklir seiring berbagai peringatan termasuk adanya pertemuan Majelis Tertinggi Rakyat Korut,” papar Hwang, yang menjadi pelaksana presiden Korsel sejak Park Geun-hye dicopot dari posisinya sebagai presiden karena terlibat skandal korupsi.

Korut menggelar pertemuan Majelis Tertinggi Rakyat kemarin. Pertemuan yang digelar dua kali setahun itu biasanya untuk menyepakati berbagai tujuan kebijakan nasional. Meski demikian, para pejabat Korsel berupaya meredam kekhawatiran publik di media sosial tentang kemungkinan perang dengan Korut. 

”Kami ingin berhati-hati sehingga tidak menutup mata pada perkembangan kondisi keamanan di semenanjung Korea,” ungkap Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korsel, Moon Sang-kyun.

Sabtu (15/4) mendatang merupakan peringatan ulang tahun Pendiri Korut Kim Ilsung yang ke-105. Kim Il-sung juga kakek Pemimpin Korut Kim Jong-un. Parade militer akan digelar di ibukota Korut, Pyongyang, untuk memperingati hari ulang tahun tersebut.

Korut juga sering memperingati hari-hari penting itu dengan menggelar tes nuklir atau rudal meski melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB). Presiden Suriah, Bashar al-Assad telah mengirim ucapan selamat pada Korut dalam hari peringatan tersebut. 

”Dua negara yang bersahabat merayakan ulang tahun ini dan pada saat yang sama, melakukan perang melawan ambisi liar kekuatan besar yang memiliki kebijakan dominasi dan ekspansionis,” ungkap ucapan Assad untuk Korut.

Kantor berita KCNA melaporkan, armada kapal perang AS menunjukkan upaya invasi telah mencapai tahap serius.

”Kami tak pernah mengemis untuk perdamaian tapi kami akan memberikan perlawanan terhebat melawan para provokator untuk membela diri kami dengan kekuatan senjata dan tetap di jalan yang kami pilih sendiri,” papar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut.

Korut dan Korsel secara teknis masih berperang karena konflik 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata, bukan traktat perdamaian.

Pyongyang secara rutin mengancam menghancurkan Korsel dan aliansi utamanya, AS. Sementara itu, para delegasi dari penjuru Korut telah tiba di Pyongyang menjelang pertemuan Majelis Tertinggi Rakyat.

Mereka mengunjungi patung para mendiang pemimpin Korut Kim Il-sung dan putranya Kim Jong-il. Korut muncul sebagai salah satu masalah terbesar kebijakan luar negeri Presiden AS, Donald Trump. Pyongyang telah menggelar lima tes nuklir, dua tes nuklir dilakukan tahun lalu.

Korut juga mengembangkan rudal dengan hulu ledak nuklir yang dapat mencapai wilayah AS. Pyongyang menyatakan memiliki semua opsi, termasuk serangan militer. Meski demikian, para pejabat AS menjelaskan aksi nonmiliter tampaknya menjadi pilihan utama jika harus bertindak. 

Kemlu Rusia juga menyatakan kekhawatirannya tentang banyak aspek kebijakan luar negeri AS, terutama terkait Korut.

”Kami benar-benar khawatir dengan apa yang dipikirkan Washington pada Korut setelah mereka mengungkapkan kemungkinan skenario militer sepihak,” papar pernyataan Kemlu Rusia.(exe/ist)


0 Komentar