Jumat, 05 Mei 2017 22:51 WIB

Penyelikan Tersembunyi PBB Buat Filipina Berang

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (kanan) dan Agnes Callamard. (foto isitimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Filipina mengatakan akan mengajukan keluhan ke PBB setelah salah satu penyelidik HAM-nya tidak memberitahu soal kunjungannya ke Manila.

Filipina menilai tindakah itu merupakan sinyal yang jelas, ia tidak tertarik pada pandangan yang obyektif.

Agnes Callamard, Pelapor Khusus PBB untuk pembunuhan di luar hukum, berpidato di sebuah forum kebijakan di sebuah universitas. Ia mengatakan bahwa keberadaannya di Filipina dalam kapasitas tidak resmi dan tidak melakukan penyelidikan apapun.

Callamard selama ini dikenal sebagai sosok yang vokal terhadap tuduhan eksekusi sistematis di Filipina sebagai bagian dari perang antinarkoba Presiden Rodrigo Duterte. Ribuan orang diperkirakan tewas akibat kebijakan tersebut.

Ia berusaha mengunjungi Filipina tahun lalu untuk menyelidiki tuduhan tersebu. Namun ia mengatakan bahwa kondisi pemerintah, termasuk bahwa dia secara terbuka mendebat Duterte, jauh dari menyenangkan.

Juru bicara kepresidenan Ernesto Abella mengatakan Callamard diundang tahun lalu namun belum menanggapi. Itu menunjukkan jika Callamard tidak akan membuat tinjauannya atas tuduhan terhadap Filipina secara objektif atau komprehensif," katanya.

"Kami kecewa karena tidak menghubungi pemerintah kami sebelum kunjungan ini, dia telah mengirim sinyal yang jelas bahwa dia tidak tertarik untuk mendapatkan perspektif yang obyektif," kata Abella dalam sebuah pernyataan.

"Callamard telah tiba di Filipina dengan cara mengesampingkan semua protokol yang diakui PBB untuk kunjungan semacam itu," katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (5/5/2017).

Callamard menyebutkan berbagai pendekatan untuk menangani obat-obatan terlarang pada umumnya, meski tidak secara khusus Filipina. Dia mengatakan bahwa Majelis Umum PBB telah mengakui bahwa perang obat-obatan sejak tahun lalu lebih berbahaya daripada kebaikan.

"Gagasan yang buruk, kebijakan obat yang tidak dipahami hanya akan gagal mengatasi ketergantungan obat secara substansial, kriminalitas terkait narkoba, dan perdagangan narkoba, mereka menambahkan lebih banyak masalah," katanya.

Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak memiliki motif tersembunyi untuk mengunjungi Filipina.

"Itu hanya untuk tujuan konferensi akademis," katanya.

PBB dan Filipina memiliki penjelasan yang berbeda mengenai perminataan Callamard untuk menyelidiki pembunuhan terkait narkoba. Para aktivis menuduh polisi berada di belakang pembunuhan-pembunuhan itu.(exe/ist)


0 Komentar