Jumat, 05 Mei 2017 17:56 WIB

Kemenpar - Jetstar Group Sepakati Kerjasama Tingkatkan Kunjungan Wisman ke Indonesia

Reporter : RB Siregar Editor : RB Siregar
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) diwakili Sekretaris Kemenpar Ukus Kuswara (kedua dari kanan) menandatangani MoU dengan CEO Jetstar Airways Dean Salter (kedua dari kiri) dan CEO Jetsar Asia Barathan Pasupathi.(ian)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kementrian Pariwisata (Kemenpar) bersama dengan Jetstar Group melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. 

Hal ini dilakukan untuk mendukung target kunjungan wisman ke Indonesia dari 15 juta kunjungan tahun ini, menjadi 20 juta kunjungan di tahun 2019.

Penandatanganan yang disaksikan  Menteri Pariwisata Arief Yahya ini akan dilakukan oleh Sekretaris Kemenpar Ukus Kuswara dan CEO Jetstar Airways (Australia & New Zealand) Dean Salter, serta CEO Jetstar Asia Barathan (Bara) Pasupathi di Gedung Sapta Pesona, kantor Kemenpar, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, “Kontribusi perusahaan penerbangan antara lain dari Jetstar Group ini sangat besar perannya dalam memenuhi seat capacity untuk mendukung target pariwisata. Sekitar 80% kedatangan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya seat pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target 2017 hingga 2019 mendatang.”
 
Dalam MOU ini, lingkup kerjasama meliputi; mendorong peningkatan pelayanan Jetstar ke destinasi wisata utama di Indonesia, pemasaran dan kegiatan promosi bersama di Australia dan Asia Pasifik, mendorong investasi di bidang penerbangan, infrastruktur pariwisata, lapangan kerja, serta mencapai target 20 juta kunjungan wisman di tahun 2019.
 
Sementara itu, sebagai salah satu maskapai asing terbesar yang beroperasi di Indonesia, Jetstar Airways yang bermarkas di Australia dan Jetstar Asia yang bermarkas di Singapura, setiap tahunnya mengangkut 1,4 juta penumpang dari dan ke enam kota di Indonesia. 
Dianugerahi sebagai low cost carrier teraman di kawasan oleh airlineratings.com baru-baru ini, Jetstar saat ini mengoperasikan 120 penerbangan dari dan ke Indonesia. 
 
CEO Jetstar Airways, Dean Salter mengatakan, penandatanganan ini akan membantu Jetstar membawa lebih banyak turis Australia ke sejumlah destinasi menarik di Indonesia.
 
“Sejak penerbangan pertama kami ke Indonesia, Jetstar Airways telah menjadi maskapai asal Australia terbesar yang terbang ke Bali dengan sekitar 60 penerbangan per minggu, dari 8 kota di Australia. Dalam 10 tahun terakhir, kami telah meningkatkan kunjungan wisman Australia sebanyak 55 kali lipat," jelas Dean Salter.   
 
Dean Salter menambahkan, rata-rata pegeluaran turis Australia selama di Bali adalah USD 1.200 untuk akomodasi, makanan, serta pengeluaran lain.

Sementara menurut CEO Jetstar Asia, Bara Pasupathi, “Singapura dan Indonesia merupakan pasar pariwisata yang penting di wilayah ini. Karena itu nota kesepahaman ini akan membuka lebih banyak peluang guna mendorong turis internasional dan perjalanan bisnis ke Bali dan berbagai tujuan lainnya di Indonesia lewat Singapura. Dengan lebih dari 25 penerbangan codeshare dan penerbangan interline layanan penuh, moda kami yang membawa turis dari Singapura dan negara-negara lain akan semakin meningkatkan pariwisata ke Indonesia.”
 
Jetstar Asia yang berpusat di Singapura mengoperasikan lebih dari 60 penerbangan tiap minggunya yang menghubungkan Singapura dan enam kota tersibuk di Indonesia, antara lain Denpasar, Jakarta, Medan, Surabaya, Pekanbaru, dan Palembang. 

Setiap tahunnya, Jetstar Asia mengangkut 665.000 penumpang dari dan ke Indonesia, dan rute Singapura-Jakarta tetap menjadi salah satu rute tersibuk di dunia untuk penerbangan berbiaya rendah. Jetstar Asia juga merupakan satu-satunya penerbangan berbiaya rendah berpusat di Singapura dan melayani Sumatera dan Jawa.
 
Kemenpar mencatat, untuk mendukung target 15 juta wisman di tahun 2017, dibutuhkan tambahan 4 juta kursi atau seat. Sementara untuk mencapai 20 juta wisman di tahun 2019, dibutuhkan tambahan 10,5 juta seat.


0 Komentar