Selasa, 23 Mei 2017 09:49 WIB

Optimisme Pemangkasan Produksi Dukung Harga Minyak

Editor : Hermawan
Harga minyak mentah naik (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo).

NEW YORK, Tigapilarnews.com - Harga minyak dunia naik untuk sesi keempat berturut-turut pada Senin (22/5/2017) atau Selasa (23/5/2017) pagi, dii tengah meningkatnya ekspektasi untuk perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi selama sembilan bulan, menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pekan ini.

Arab Saudi dan Irak, pada Senin (22/5/2017) sepakat untuk memperpanjang pemotongan pasokan minyak global selama sembilan bulan dalam upaya untuk menopang harga minyak mentah, menghapus batu sandungan potensial ketika negara-negara produsen minyak bersiap untuk bertemu pada pekan ini, menurut Reuters.

Sebelumnya, Menteri Energi Aljazair Noureddine Boutarfa mengatakan pada Kamis (18/5/2017) bahwa sebagian besar anggota OPEC mendukung usulan Arab Saudi dan Rusia untuk memperpanjang pembatasan produksi minyak sampai Maret tahun depan, menurut Bloomberg.

Anggota OPEC seperti Kuwait, Irak, Oman dan Venezuela, dilaporkan bahwa mereka mendukung perpanjangan pemotongan pasokan, menandakan bahwa pertemuan pekan depan akan berjalan dengan lancar.

Para pemimpin dari OPEC dan produsen lainnya akan bertemu di Wina pada 25 Mei untuk memutuskan kebijakan tentang produksi. 

Kelompok OPEC secara luas diperkirakan akan memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi minyak mentah hingga sembilan bulan, dengan satu-satunya pertanyaan nyata untuk berapa lama dan apakah pemotongan itu akan lebih banyak.

Optimisme mengenai kesepakatan baru tersebut telah membantu harga minyak berbalik naik atau "rebound" sekitar 10 persen selama dua minggu terakhir.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, meningkat 0,40 dolar AS menjadi menetap di 50,73 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, bertambah 0,26 dolar AS menjadi ditutup pada 53,87 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, demikian Xinhua.

 

 

 

sumber: antara


0 Komentar