Rabu, 31 Mei 2017 14:18 WIB

Dewan Pers Tempuh Jalur Hukum Ihwal Web Diretas

Reporter : Evi Ariska Editor : Hermawan
Laman Dewan Pers Diretas. (ist).

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Situs Dewan Pers diretas oleh orang tak bertanggung jawab. Menanggapi hal itu, salah satu staf Pendataan Dewan Pers, Aldo, mengaku kaget karena ulah hacker tersebut.

Peretasan web Dewan Pers tersebut membuat Aldo dan staf lainnya tidak bisa bekerja karena akses yang tidak dapat diakses.

"Dewan Pers untuk input-input, publikasi media-media ini agak terganggu karena kami enggak bisa masuk ke web. Kami juga enggak bisa mengadministrasi media, sementara kami pending dulu data-data media," kata Aldo di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (31/5/2017).

Namun, di balik prilaku iseng tersebut, Aldo menilai hackers itu mempunyai tujuan baik, yaitu mempersatukan kembali rakyat Indonesia, tetapi dengan cara yang salah.

"Mungkin ada orang-orang yang merasa negara kita sedang terpecah belah, ibaratnya sedang digoncang isu tentang ras, SARA, jadi itu, niat baik. Namun caranya salah, vandalisme atau dengan meretas web, dan web kejaksaan ternyata diretas juga," ungkapnya.

Meski Aldo menilai ada tujuan baik dalam peretasan web tersebut, tapi pihaknya akan menempuh jalur hukum dengan merapatkan terlebih dahulu pertimbangan-pertimbangan yang ada. Hal itu dilakukan guna memberikan efek jera kepada si pelaku.

"Mungkin langkah hukum, anggota dewan akan mengadakan rapat pleno perihal membahas web kami yang diretas. Baru nanti akan diambil kesimpulan dari rapat tersebut," tandasnya.

Sampai pukul 11.26 WIB, situs web dewan pers dengan alamat domain dewanpers.or.id belum dapat diakses.

 

Sebelumnya, situs tersebut diretas oleh hacker dengan pesan seperti ini:

"Ketika garuda kembali terluka karena provokasi mahkluk durjana.. Ketika semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" kembali terabaikan karena aksi oknum yang mengatasnamakan agama.. Ketika ayat ayat suci jadi bahan perdebatan oleh orang orang yang merasa memiliki surga.. Ketika perjuangan pahlawan kemerdekaan sudah dilupakan begitu saja oleh mereka yang merasa paling berjasa.."

"Tolong hentikan semua perpecahan ini, tuan.. Negaraku, bukan negara satu agama atau milik kelompok perusak adat budaya juga bukan milik satu golongan.."

Pesan tersebut ditutup dengan tagar "#DamailahIndonesiaku #JayalahBangsaku #Kita Indonesia".

 

 


0 Komentar