Kamis, 01 Juni 2017 03:14 WIB

Presiden Afghanistan Anggap Teroris Nodai Ramadan

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Korban tewas dalam serangan bom mobil di dekat kantor Kedutaan Jerman di Kabul, Afghanistan, telah bertambah menjadi sekitar 90 orang dan sekitar 400 orang lainnya terluka.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menganggap teroris yang melakukan serangan bom horor ini telah menodai bulan suci Ramadan.

Data korban tewas yang mencapai sekitar 90 orang itu dilaporkan media pemerintah Afghanistan yang dilansir AP, Kamis (01/06/2017). Ledakan bom pada hari Rabu kemarin, menimbulkan kekacauan di mana para korban berhamburan dengan wajah penuh darah.

Menurut laporan Reuters, bom dahsyat di Kabul tersembunyi di dalam tangki limbah di sebuah truk. Sasaran bom belum jelas, namun di lokasi itu banyak kantor kedutaan dan gedung pemerintah.

Presiden Ghani mengutuk keras serangan bom ini terlebih terjadi saat umat Muslim sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadan. ”Para teroris, bahkan di bulan suci Ramadan, bulan kebaikan, tidak menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang yang tak bersalah,” kata Ghani.

Ledakan terjadi sekitar pukul 08.30 waktu Kabul, kemarin. Beberapa jam setelah serangan bom, beberapa ambulan masih membawa orang-orang yang terluka ke rumah sakit. Sedangkan tim penyelamat masih mengevakuasi sejumlah jasad korban dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat ledakan bom.

Ledakan bom horor itu juga menghancurkan lebih dari 50 kendaraan. Sebagian besar korban merupakan warga sipil, termasuk para pegawai perusahaan telepon seluler lokal, Roshan.

Para saksi mata mengatakan ledakan begitu kuat sehingga menghancurkan semua jendela di gedung-gedung di dekatnya.

”Sekitar pukul 08.30 pagi ruangan itu terguncang dan kemudian kami mendengar sebuah ledakan yang sangat dahsyat. Menakutkan, sesaat saya mengira kami diserang dan ledakan itu ada di kantor kami,”  kata Ramzir Bakhtiar, seorang warga Kabul.

Meskipun jumlah korban tewas begitu banyak, sejumlah kedutaan asing belum melaporkan korban jiwa di antara staf mereka.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan ada 11 warga AS yang dipekerjakan sebagai kontraktor di Kabul menderita luka. Namun, jiwa mereka tidak terancam.

Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa seorang petugas keamanan setempat yang menjaga lokasi kedutaan telah terbunuh dalam ledakan tersebut. Beberapa pekerja kedutaan terluka.(exe/ist)


0 Komentar