Sabtu, 03 Juni 2017 16:05 WIB

Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Kenaikan Peringkat Layak Investasi

Editor : RB Siregar
Peringkat Layak Investasi Indonesia naik.(ilustrasi/ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Investor Amerika Serikat, Warren Buffet, pernah menyatakan, "Opportunities come infrequently. When it rains gold, put out the bucket, not the thimble." 

Dalam bahasa Indonesia, kalimat tersebut kurang lebih berarti, "kesempatan datang jarang sekali. Ketika hujan emas datang, keluarlah dengan ember, jangan bidal (pelindung jari)." 

Petuah yang disebut Buffet, orang kedua terkaya di AS itu, menegaskan bahwa setiap kesempatan yang datang harus diraih dengan maksimal dan tidak disia-siakan begitu saja.

Hal itu dapat diterapkan kepada Indonesia, yang sejak Mei 2017 telah mendapatkan peringkat layak investasi dari tingkat BB+ menjadi BBB- dari lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P).

Pencapaian layak investasi ini menunjukkan adanya kepercayaan yang tinggi dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia, sehingga mampu menurunkan biaya utang pemerintah agar lebih efisien dan memberikan ruang fiskal lebih besar.

S&P menaikkan peringkat Indonesia karena sejumlah indikator perekonomian termasuk proyeksi ekonomi Indonesia masa mendatang. Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang baik juga menjadi salah satu penyebab Indonesia naik peringkat.

Sejumlah pihak seperti Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas T. Lembong menyatakan, peningkatan peringkat investasi Indonesia berdasarkan pemeringkatan lembaga keuangan S & P beberapa waktu lalu, bakal mempermudah tugas yang diamanahkan Presiden Joko Widodo kepada BKPM.

"Tentunya kami ketika keliling dunia akan 'jualan' tentang investasi di Indonesia lebih gagah lagi dengan peningkatan peringkat investasi," kata Thomas Lembong seusai acara penandatanganan kerja sama BKPM-Standard Chartered Bank di Jakarta, Rabu (31/5/2017).

Menurut dia, peningkatan peringkat investasi Indonesia itu merupakan sebuah pengakuan istimewa dan sebuah angin positif dalam upaya untuk menggolkan investasi karena diharapkan dapat mendorong mereka yang selama ini ragu-ragu untuk bisa menanamkan modal di Indonesia.

Thomas Lembong juga menyatakan, peningkatan peringkat investasi tersebut belum membuat pemerintah merevisi target investasi, tetapi yang pasti bakal jauh lebih mempermudah tugas dari BKPM.

CEO Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro mengemukakan kemajuan ekonomi dan reformasi fiskal yang telah didorong pemerintah mencapai hasil yang membanggakan, indikasi keberhasilnnya terlihat dengan peningkatan peringkat investasi Indonesia.

Rino Donosepoetro meyakini bahwa peningkatan peringkat investasi Indonesia itu akan menambah kepercayaan dari berbagai pihak investor internasional.

Tindaklanjuti Presiden Joko Widodo pun sebelumnya telah meminta agar semua pihak menindaklanjuti peringkat layak investasi yang telah diperoleh Indonesia dari berbagai lembaga pemeringkat internasional.

"Saya minta ada tindak lanjut sehingga efek positif tidak hanya di portofolio atau pasar saham tapi juga di sektor riil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita," kata Presiden Jokowi ketika membuka rapat kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (29/5).

Presiden menyebutkan kepercayaan dunia internasional menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mengelola ekonomi dari sisi fiskal dan moneter, serta membuktikan keberhasilan Indonesia dalam membenahi aspek tata kelola keuangan yang semakin baik.

Hal serupa juga diutarakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang menyatakan peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat internasional merupakan bukti pemerintah mampu menjaga tata kelola keuangan dan stabilitas ekonomi dengan baik.

Sri Mulyani yang juga mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, pengelolaan fiskal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah dilakukan optimal, tanpa menimbulkan risiko yang berlebih terhadap keberlangsungan APBN.

Kondisi itu, ujar Menkeu, dinilai juga memberikan rasa aman kepada pelaku usaha dan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro status kelayakan investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) membuat surat utang Indonesia menjadi semakin kompetitif.

"Jadi harapannya dengan S&P 'investment grade', 'cost of fund' (biaya dana) menjadi turun lagi. Ini membuat surat utang kita menjadi kompetitif dan yang paling penting biaya bunganya turun," kata Bambang.

Kenaikan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi oleh S&P dengan tingkat BBB itu merupakan keuntungan karena dapat membuka peluang Indonesia mencari utang dari pasar.

Tarik investor Sementara Bank Indonesia optimistis kenaikan peringkat investasi oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's pada level BBB akan menarik lebih banyak investor baik investasi sektor keuangan maupun riil.

"Dengan adanya 'investment grade' ini maka aliran modal ke Indonesia akan lebih banyak lagi masuk ke pasar modal," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara ketika memberikan sambutan pada Diseminasi Laporan Ekonomi Indonesia 2016 di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin (22/5).

Dengan mengalirnya investasi asing ke Indonesia pascakenaikan rating itu, Mirza mengharapkan ada deregulasi untuk mendukung investasi di antaranya dari sektor manufaktur dan perdagangan serta sektor lainnya.

Kenaikan peringkat tersebut mendapat sambutan banyak pihak seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menilai bahwa keputusan S&P menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi atau "investment grade" akan mendorong dana asing masuk ke dalam negeri.

Peringkat "investment grade" menjadi salah satu acuan bagi sejumlah manajer investasi (MI) asing berinvestasi pada suatu negara, dengan naiknya peringkat Indonesia itu maka aliran dana asing akan semakin deras masuk ke dalam negeri seperti penilaian dari Direktur Utama BEI Tito Sulistio.

Kenaikan peringkat itu juga dapat mendorong suku bunga menurun yang akhirnya dapat memicu investor untuk menempatkan dananya ke pasar saham.

"Ketika saham diburu, maka saham itu pun naik," tambah Tito.

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengapresiasi upaya pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam mencapai peringkat investasi yang semakin baik di tingkat global sekaligus mengingatkan pentingnya kemudahan berbisnis.

Keberhasilan tersebut bukan tujuan akhir bagi Indonesia, melainkan merupakan tahap untuk terus meningkatkan prestasi seperti yang dikemukakan oleh Ketua Umum Hipmi, Bahlil Lahadalia bahwa pekerjaan yang paling berat adalah menaikkan "ease of doing business' (kemudahan berbisnis).

Pengakuan dunia internasional terutama dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tersebut masih dalam tataran pengelolaan makroekonomi.

Tindak selanjutnya masih membutuhkan kerja keras guna meyakinkan pihak swasta atau investor agar berinvestasi ke sektor riil.

Ajakan Hipmi agar semua pihak bekerja keras untuk mengejar kemudahan berbisnis sebab perbaikannya dinilai masih pada tataran fiskal, pajak, belanja negara, deregulasi, dan debirokratisasi, serta transparansi.

Hipmi menila, apabila peringkat kemudahan berbisnis masih belum kompetitif, dampak "investment grade" (pemeringkatan investasi) kepada dunia usaha tidak cukup berpengaruh besar.

Dengan kata lain, masih banyak kerja keras yang perlu dilakukan berbagai pihak terkait agar Indonesia benar-benar bisa menangguk berember-ember keuntungan dari "hujan emas" kenaikan peringkat investasi tersebut.

sumber: antara


0 Komentar