Minggu, 04 Juni 2017 12:26 WIB

Presiden Filipina Bicara Terkait Serangan di Resort Manila

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, angkat bicara terkait serangan di Resort World Manila.

Ia mengatakan serangan mematikan itu bukanlah hasil kerja ISIS dan pelaku adalah orang gila.

Ini adalah pernyataan pertama Duterte terkait serangan tersebut. Duterte mengatakan penyerang itu "gila" karena dia mencuri chip kasino, meski dia tidak bisa menggunakannya. Dia mengatakan serangan ISIS lebih kejam dan brutal.

"Mereka hanya akan membunuh orang dengan sia-sia, bahkan untuk alasan tertentu," katanya katanya seperti dikutip dari ABC.net.au, Minggu (04/06/2017).

 "Dan itulah alasan mengapa dunia saat ini bersatu untuk melawan momok terorisme ini, terutama jika Anda membunuh atas nama Tuhan. Tidak ada sajak atau alasan sebenarnya," imbuhnya.

Komentar Duterte selaras dengan pernyataan polisi sebelumnya mengenai motif penyerang. Namun pernyataan ini bertentangan dengan komentar politisi Filipina Pantaleon Alvarez, yang mengatakan bahwa pelaku adalah seorang Lone Wolf atau serigala tunggal. Lone Wolf adalah teroris yang bekerja sendirian.

Alvarez, anggota dari majelis rendah Kongres dan sekutu dekat Presiden Duterte, mengatakan dia tidak yakin bahwa insiden tersebut adalah kasus kriminal perampokan bersenjata dan pembakaran.

"Ini adalah contoh nyata dari serangan teroris Lone Wolf yang menargetkan warga sipil untuk menimbulkan kerugian maksimal dalam kehidupan dan kerusakan properti, seperti yang terjadi di negara lain," kata Alvarez dalam sebuah pernyataan.

"Kami harus menyusun rencana yang jelas dan lebih baik untuk mengamankan Metro Manila dan pusat-pusat urban lainnya dari kelompok-kelompok yang terkait ISIS yang telah kami ketahui akan berusaha untuk membunuh dan melukai dalam pencarian ideologi jihad mereka," kata Alvarez lagi.

Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun dibantah oleh pejabat Filipina yang mengatakan bahwa hal itu tampaknya merupakan perampokan yang gagal.

Juru bicara Duterte, Ernesto Abella, mengatakan pada hari Jumat bahwa tidak ada bukti yang menghubungkannya dengan pertempuran antara pasukan pemerintah dan militan Islam di selatan negara tersebut.

Filipina berada dalam siaga tinggi di tengah krisis di kota Marawi, di pulau selatan Mindanao, di mana tentara telah memerangi pemberontak Islam sejak 23 Mei dan darurat militer diberlakukan.(exe/ist)


0 Komentar