Jumat, 09 Juni 2017 00:20 WIB

Jokowi Sebut Tiga Penyebab Isu SARA Mudah Berkembang

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan tiga penyebab dan alasan betapa mudahnya bangsa Indonesia saat ini dipengaruhi isu-isu berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

"Yang pertama, masalah pendidikan, ini penting. Yang kedua, masalah ekonomi, income per kapita kita. Yang ketiga, masalah politik. Campur aduk," kata Presiden dalam wawancara khusus dengan LKBN Antara di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (08/06/2017).

Padahal, menurut Presiden, Indonesia sudah 72 tahun merdeka, namun bangsa ini masih sibuk memperdebatkan kodrat kebhinekaan, bahkan soal ideologi Pancasila.

"Ya, ini bercampur. Saya berikan contoh politik, ini harusnya, ini kan memang karena pilkada kan? Ya pilpres, pilgub, pilwalikota, pilbupati karena itu," kata Presiden.

Setelah perhelatan politik itu, Presiden menilai semestinya perdebatan usai, tetapi faktanya masih terus berlangsung karena dipolitisasi.

"Harusnya perhelatan politik kan kita ngerti semua, kan setiap lima tahun setelah pilgub itu selesai ya sudah, setelah pilpres selesai ya selesai nanti nunggu lagi lima tahun. Ini enggak, yang sekarang ini sudah pilpresnya selesai masih goreng-goreng, pilgubnya selesai masih goreng-goreng sehingga masyarakat terbawa," kata Presiden.

Hal itu, menurut Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan RI, juga berkaitan erat dengan edukasi atau pendidikan masyarakat, termasuk pengaruh sarana telekomunikasi, seperti telepon seluler atau handphone (HP).

"Itu ada pengaruhnya karena apapun sekarang hampir semua orang pegang hp sehingga informasi yang ada di situ sangat mempengaruhi sekali," kata Presiden.

Karena itu, Presiden sangat berharap agar kandidat maupun tim sukses, termasuk elit-elit politik dan elit partai turut mengedukasi dan memberitahu kepada rakyat. "Harusnya ini sudah selesai, kita kembali lagi bekerja, mestinya seperti itu," kata Presiden.

Secara nasional, Presiden memperkirakan hal itu akan terjadi hingga menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019.

Namun, Presiden pun berkeyakinan bahwa seiring berjalannya waktu, maka masyarakat akan semakin dewasa.

"Dengan adanya pilgub, pilpres, pilbupati/walikota juga mematangkan masyarakat, semakin dewasa. Ini juga mencerdaskan masyarakat. Ya, mungkin ini masa transisi, tapi satu titik masyarakat semakin cerdas, semakin ngertiapapun yang diomongkan masyarakat akan tetap jalan," kata Presiden.

Presiden Jokowi menambahkan, "Ini bagian dari proses demokrasi kita. Ini bagian dari proses pembelajaran kita, bagian dari proses pendewasaan politik kita semuanya. Ini yang harus kita lewati."

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Staf Khusus Presiden Johan Budi dan Kepala Biro Pers Istana, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Triadi Machmudin.(exe/ist)


0 Komentar