Rabu, 28 Juni 2017 11:31 WIB

NasDem Sambut Positif Pertemuan Jokowi dan GNPF MUI

Editor : Rajaman
Presiden Jokowi bertemu dengan tokoh GNPF-MUI di Istana Merdeka, Minggu (25/6/2017). (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Sekretaris Fraksi NasDem Syarif Al Kadrie menyambut positif pertemuan GNPF MUI dengan Presisen Joko Widodo. Apalagi, pertemuan tersebut digelar pada Hari Raya Idul Fitri.

Syarif mengingatkan selama satu bulan Umat Islam melaksanakan puasa kemudian merayakan kemenangan dari segala godaan hawa nafsu.
 
"Artinya segala dosa-dosa yang lalu diampunkan oleh Allah kecuali dosa sesama hamba Allah, maka kita dianjurkan untuk saling bermaaf-maafan," kata Syarif melalui pesan singkat, Rabu (28/6/2017).

Menurut Syarif, pertemuan pada hari raya Idul Fitri memiliki arti besar yakni membangun komitmen kebangsaan.
Ia menduga selama ini tidak ada ruang komunikasi yang baik antara pemerintah dengan GNPF MUI. Sehingga, terkesan saling berhadap-hadapan.

"Setelah pertemuan tersebut dilanjutkan menjadi rekonsiliasi nasional sebagaimana pada awal digagasnya Halal bihalal oleh Bung Karno," kata Syarif.

Sebelumnya, Penasihat Hukum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI Lutfi Hakim berharap pihaknya bisa lebih intens melakukan komunikasi dengan Presiden Joko Widodo.

“Kami sepakat ke depan akan komunikasi lebih intensif lagi,” ujar Lutfi seusai bersilaturrahim dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (25/6/2017).

Lutfi mengklaim, pertemuan ini diapresiasi oleh Presiden Jokowi lantaran ada beberapa isu atau praduga yang dapat dikonfirmasi secara langsung.

“Jadi Presiden senang dengan pertemuan ini karena berbagai praduga yang terbangun bisa lebur, kami tahu apa yang ada dalam pikiran bapak Presiden dan beliau juga tahu apa sebetulnya aspirasi GNPF-MUI,” kata Lutfi.

Salah satu praduga yang akhirnya dipahami, kata Lutfi, bahwa tidak ada situasi yang menunjukkan bahwa Umat Islam berhadapan dengan Pemerintah, Pancasila, kebhinnekaan maupun NKRI.

“Dan Pemerintah dengan umat Islam tidak ada suatu situasi berhadap-hadapan, tidak ada berhadapan dalam konteks kebhinekaan, konteks pancasila, konteks NKRI. Tidak ada, pak Presiden tidak memandang umat Islam seperti itu dan suasana itu yang ingin kita pelihara,” kata Lutfi.


0 Komentar