Kamis, 20 Juli 2017 20:52 WIB

Tolak Kebijakan Full Day School, 10 Ribu Massa Siap Demo di Semarang

Editor : Hendrik Simorangkir
Hari Pertama Anak Sekolah (ist)

SEMARANG, Tigapilarnews.com - Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP) mengancam akan mengerahkan massa sedikitnya 10.000 orang untuk memprotes pelaksanaan Full Day School (FDS) di Kota Semarang, Jumat (21/7/2017).  

Koordinator KMPP, Hudallah Ridwan mengungkapkan, dalam aksinya mereka akan berjalan kaki (long march) selepas Jumatan dari Masjid Baiturahman sampai ke Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan.

Dia mengungkapkan, massa KMPP merupakan elemen yang tidak sepakat dengan penerapan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017. “Permen ini jelas membawa dampak buruk bagi masyarakat, tapi pemerintah tetap saja memaksa untuk diberlakukan. Karena itu, ketika kata-kata tak lagi bermakna, maka aksi adalah solusi,” ungkap Hudallah.

Lanjutnya, semua masyarakat di desa-desa banyak yang ingin berangkat, karena FDS mengancam eksistensi madrasah diniyah yang biasanya dimulai sejak pukul 13.00 WIB. 

"Kalau yang dari desa-desa di Jawa Tengah ikut berangkat, maka aksi ini bisa ratusan ribu, bahkan jutaan orang," ujar Ridwan, Kamis (20/7/2017). 

Untuk diketahui, reaksi masyarakat ini menyusul keluarnya pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang menegaskan akan memberlakukan FDS. 

"Salah satunya mata pelajaran yang intra nantinya memang diberikan kepada siswa dan kegiatan ekstakulikuler akan dimasukkan dalam raport sebagai mata pelajaran resmi di setiap sekolah. Sehingga dari jenjang SD sampai SMA siswa akan mendapat student raport yang memuat catatan kepribadian di sekolahnya masing-masing," kata Muhadjir seusai bertemu 300 pengawas sekolah di LPMP Jateng, Srondol Kulon, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah.

Muhadjir mengaku tak ambil pusing dengan adanya penolakan kalangan masyarakat terkait pelaksanaan FDS. Termasuk adanya protes yang disampaikan orangtua siswa karena keberatan FDS memangkas waktu libur anaknya di hari Sabtu dan Minggu. "Kalau memang disepakati ya enggak masalah," tandasnya.

Pihaknya justru optimistis program lima hari sekolah itu akan berjalan tanpa hambatan. Sebab, hasil student raport kepribadian para siswa bisa digunakan untuk melamar pekerjaan. (ist)


0 Komentar