Sabtu, 22 Juli 2017 21:01 WIB

Gejolak di Gedung Putih Usai Pergantian Sean Spicer

Editor : Sandi T
Sean Spicer. (ist)

WASHINGTON, Tigapilarnews.com - Keputusan Presiden Donald Trump mengangkat pemodal kaya raya, Anthony Scaramucci, sebagai direktur komunikasi Gedung Putih memicu reaksi berantai yang tak terduga, dimulai dengan mundurnya Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer yang tidak menyetujui pengangkatan itu. 

Posisi Spicer kemudian digantikan oleh Sarah Huckabee Sanders yang ditunjuk pada Jumat (21/7/2017) petang.

"Presiden ingin mendatangkan beberapa orang, untuk ditambahkan ke tim," kata Spicer dalam sebuah wawancara singkat pada Jumat. "Ini adalah sesuatu yang Anda impikan. Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada presiden."

Ketika ditanya apakah dia menyesal, Spicer menjawab: "Tidak ada."

Dalam sebuah pernyataan yang ditulis Sanders dalam briefing harian itu, Trump mengatakan "berterima kasih atas kerja Sean" dan berharap dia "terus sukses saat dia terus mengejar peluang baru - lihat saja rating televisinya yang hebat."

Kepala Staf Gedung Putih, Reince Priebus, mengadakan pertemuan pribadi dengan staf komunikasi Gedung Putih pada Jumat pagi dan mengatakan agar Spicer ikut membantu transisi Scaramucci dan menyerahkan posisi kepada direktur komunikasi yang baru, menurut seseorang dalam pertemuan itu.

Priebus berupaya mengurangi ketegangan antara dirinya dengan Scaramucci, dan mengatakan keduanya sudah saling kenal sejak lama,. Scaramucci juga mengatakan kepada tim barunya bahwa dia bukan seorang manajer "top-down", lanjut sumber itu.

Scaramucci dan Spicer kemudian mencoba untuk berpelukan namun terlihat canggung, dengan Spicer secara kaku menerima pelukan Scaramucci, kata orang itu.

Kepergian Spicer yang tiba-tiba tentunya mengejutkan para eksekutif senior di Sayap Barat. Hal itu mencerminkan pergolakan terbaru di Gedung Putih yang telah diisi oleh faksi-faksi yang penuh gejolak dan sejak Trump menjabat. 

Membawa Scaramucci ke Gedung Putih dapat meningkatkan ketegangan di antara staf senior Trump.

Scaramucci memiliki hubungan yang kontroversial dengan Spicer dan Priebus, yang keduanya menolak keras keputusan Trump mengangkatnya sebagai bagian tim komunikasi Gedung Putih. 

Scaramucci menciptakan julukan yang sangat kasar untuk Priebus, dan dalam percakapan pribadi bersama rekan kerja dalam beberapa pekan terakhir, ia berulang kali bersikap tak ramah kepada kepala staf dan tim pers Gedung Putih secara keseluruhan.

Scaramucci berargumen bahwa operasi media harus dimobilisasi secara agresif setiap sikap kritis Priebus muncul, namun sangat kurang rajin membela presiden sehingga menciptakan kesan sebagai orang yang tidak loyal.

Priebus sebelumnya mencegah Scaramucci untuk meduduki beberapa jabatan vital di Gedung Putih dengan menawarinya menjadi direktur kantor penghubung publik, agar tidak menjadi direktur komunikasi presiden, kata seorang pejabat senior Gedung Putih.

Sekutu Priebus menolak anggapan bahwa kepala staf mencoba untuk memblokir Scaramucci dengan mengatakan dia hanya berusaha untuk memperlambat prosesnya.

Beberapa loyalis Trump di Sayap Barat justru melihat perekrutan Scaramucci atas permintaan Priebus, dan pengunduran diri Spicer yang tiba-tiba adalah pukulan terhadap Priebus yang sudah lama bergabung dengan presiden dan para staf senior.

"Ini menunjukkan Reince (Priebus) sebagai pemimpin atau manajer," kata seorang pejabat senior Gedung Putih, yang berbicara tentang kondisi itu.

Stephen K. Bannon, ahli strategi senior Trump, juga menentang perekrutan, menurut dua orang yang mengetahui pembicaraan tersebut. Meskipun Bannon menyukai Scaramucci secara pribadi, dia khawatir pemodal itu tidak memiliki keahlian yang tepat untuk pekerjaan itu.

Posisi komunikasi telah dibuka sejak dikosongkan oleh Michael Dubke pada bulan Mei.

Perubahan staf terbaru ini terjadi saat Trump dipusingkan terkait kesaksian putranya, Donald Trump Jr, dan menantunya Jared Kushner yang selama kampanye menghadiri pertemuan pada Juni 2016 dengan seorang pengacara Rusia yang menjanjikan informasi terkait pemilihan presiden lalu, demikian Washington Post.

sumber: antara


0 Komentar