Selasa, 29 Agustus 2017 12:58 WIB

10 Praja Terlibat Pemukulan, DPR Minta IPDN Evaluasi Kinerja Pembimbing

Editor : Rajaman
Azikin Solthan (ist)

JAKARTA, Tigapilarnew.com - Anggota Komisi II DPR RI Azikin Solthan meminta kepada penggurus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk mengevaluasi kinerja pebimbing dari praja IPDN sehingga menyebabkan terjadinya aksi kekerasan menimpang salah seorang praja.

Seorang praja dikabarkan menjadi korban pemukulan yang dilakukan sepuluh orang rekan-rekan seangkatannya. Dikabarkan, alasan terjadinya pemukulan karena masalah pacaran.

Azikin mengatakan, saat ini seluruh tingkatan prosedur dari IPDN sudah berjalan baik. Namun kali ini menurutnya ada sedikit kesalahan dari sisi aturan sehingga kasus ini terjadi.

"Saya kira tingkat disiplin dari perguruan IPDN sudah sangat baik serta ada kemajuan. Dan kejadian ini mungkin ada sedikit kelalaian dari pembimbing sehingga insiden pemukulan antar praja bisa kembali terjadi," kata Azikin kepada Tigapialrnews.com. Selasa (29/8/2017).

Azikin pun meminta kepada seluruh jajaran pengurus IPDN untuk mengecek kembali bentuk kesalahan seperti apa sehingga munculnya aksi baku hantam antar sesama praja.

"Ini harus segera dikroscek oleh pengurus IPDN apakah mereka (para praja) melakukan kesalahan besar, sedang apa kecil. Baru setelah itu pengurus harus memutuskan sanksi untuk memberikan efek jera," terang politikus Gerindra ini.

Azikin berharap dari kejadian ini, setiap lulusan Praja IPDN harusnya menjadi panutan bagi masyarakat karena mereka diberikan pendidikan untuk dapat mengayomi serta melayani masyarakat dan bukan melakukan hal-hal negatif.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya meminta agar IPDN bisa memberikan sanksi tegas kepada para pelaku pemukulan. Sebab, hal semacam itu mengganggu kehormatan kampus revolusi mental.

"Jangan diberi kesempatan, jangan diberi kelonggaran sanksi. Ini mengganggu kehormatan IPDN khususnya Kemendagri," kata Tjahjo melalui keterangan pers, Senin (28/8/2017).

Ia menyampaikan, pihaknya meminta kepada para praja sebagai seorang pelajar di kampus tersebut supaya patuh dan taat kepada aturan yang berlaku. Sekarang sudah bukan zamannya lagi menerapkan kekerasan dalam pendidikan. Apalagi para praja adalah calon aparatur sipil negara yang nantinya menjadi pamong.

Ia menegaskan, kejadian ini sudah menjadi pelanggaran disiplin. Sehingga perlu ketegasan dalam menyikapi masalah tersebut. "Harus dijaga kehormatan harga diri sebagai lembaga revolusi mental khususnya calon pegawai negeri sipil," ujarnya.

Rektor IPDN, Ermaya membenarkan kabar pemukulan tersebut. Ia menerangkan, sanksi sudah diberikan kepada sepuluh praja IPDN yang memukul temannya. Pihak IPDN memberikan sanksi tegas kepada mereka yang bersalah. Sanksi juga diberikan pengurus kampus IPDN kepada pendamping siswa.

Ia mengungkapkan, seorang pendamping siswa langsung diberhentikan karena kejadian tersebut. "Yang dipukul memar bibir dan sudah aktif kuliah lagi. Pemukul lima orang diturunkan pangkat dan tingkat, serta lima orang diskors selama enam bulan dan satu pendamping siswa diberhentikan," ujarnya.

Sebelumnya, dari informasi yang dihimpun, kejadian berlangsung pada pekan lalu. Sebanyak 10 praja pemukul merupakan praja tingkat IV. Seluruhnya berasal dari salah satu provinsi di Kalimantan. Sementara korban berasal dari satu provinsi di Sumatera.

Pemukul beralasan bahwa pacaran hanya diperbolehkan dari satu daerah yang sama, padahal aturan seperti ini tidak benar. Korban lantas didatangi 10 orang tersebut di wisma untuk 'pembinaan', karena berani berpacaran beda daerah.

Lima orang masuk ke wisma, sisanya menunggu di luar. Pengusiran dari praja lain terhadap 10 orang itu sempat terjadi. Tak puas di situ, korban dilempar selimut. Begitu berusaha menangkis selimut, korban dihajar lima orang.

“Anak itu teriak, kalian masih mau jadi praja enggak? Begitu dengar itu mereka (10 orang) lari. Itu enggak ketahuan. Begitu dia pulang bibirnya kan pecah, teman-teman wisma SMS (kirim pesan singkat) ke pengasuh,” ujar sumber.


0 Komentar