Jumat, 29 September 2017 10:05 WIB

Presiden Filipina Melunak ke AS

Editor : Yusuf Ibrahim
Rodrigo Duterte. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemimpin Filipina, Rodrigo Duterte, telah memuji Amerika Serikat (AS) dan menyebutnya sebagai sekutu keamanan yang penting.

Apa yang ditunjukkan oleh Duterte digambarkan sebagai perputaran sikap yang epik dimana sebelumnya anti AS.

Duterte telah melupakan pidatonya yang penuh emosi terhadap AS dalam sebuah peringatakan ke-116 pertempuran paling berdarah dalam perang AS-Filipina. Ia menyebut, sikapnya yang sekarang terhadap Washington mengalir tidak ubahnya air di bawah jembatan.

"Ini semua mengalir seperti air di bawah jembatan, saya mendapat nasehat dari Departemen Luar Negeri, bahwa saya akan memperlancar bahasa saya dan menghindari sikap mengutuk, yang cenderung saya lakukan jika saya menjadi emosional," kata Duterte seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (29/9/2017).

"Saya tidak akan mengatakan mereka adalah penyelamat kita, tapi mereka adalah sekutu kita dan mereka membantu kita. Bahkan sampai hari ini, mereka menyediakan peralatan penting untuk tentara kita di Marawi guna melawan para teroris," tuturnya, merujuk pada kota di mana militan pro Negara Islam (ISIS) telah bersembunyi selama empat bulan.

Duterte mulai menunjukkan sisi lembutnya terhadap AS pada bulan Agustus ketika dia menyebut dirinya sebagai "teman yang rendah hati" Washington saat bertemu dengan Sekretaris Negara Rex Tillerson.

Baru tiga minggu sebelum perubahan hati Duterte, presiden tersebut menyebut AS "payah".

"Tidak akan pernah ada waktu dimana saya akan pergi ke Amerika di masa jabatan saya, atau bahkan setelahnya. Saya telah melihat Amerika dan itu buruk," kata Duterte pada akhir Juli lalu.

Duterte memproklamirkan diri sebagai seorang "temperamen" pada bulan September 2016, saat dia memberi label mantan Presiden AS Barack Obama sebagai "anak perempuan jalang".

Hal itu setelah Obama menyatakan keprihatinannya atas perang melawan narkoba pemimpin Filipina tersebut.

Duterte tampaknya memiliki hubungan yang lebih positif dengan Presiden Donald Trump, memanggilnya "orang dalam" dan mengklaim bahwa dia tidak akan menjadi miliarder jika dia "bodoh".(exe)


0 Komentar