Rabu, 31 Januari 2018 16:56 WIB

Setelah Swedia, Slovenia Kemungkinan Mengakui Negara Palestina

Editor : Amri Syahputra
Bendera negara Palestina dan Slovenia

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Parlemen Slovenia diperkirakan akan mengakui Negara Palestina, karena Komite Urusan Luar Negeri dari legislatif akan memberikan suara pada hari Rabu mengenai sebuah rancangan resolusi, dengan dukungan Menteri Luar Negeri Karl Erjavec, sebelum lolos ke parlemen untuk mendapatkan suara penuh.

"Republik Slovenia mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat," kata rancangan resolusi tersebut. Namun, komite urusan luar negeri kemungkinan akan meminta pemerintah untuk menyiapkan proposal sendiri, yang mungkin akan sangat mirip, demikian laporan Palestine Chronicle.

Panitia kemudian akan bertemu lagi dalam proposal pemerintah sebelum pemungutan suara terakhir di pleno, yang diharapkan pada bulan Maret atau April. Kementerian Luar Negeri Israel menolak untuk mengomentari masalah tersebut, namun yakin bahwa langkah tersebut akan berlanjut dengan mayoritas yang nyaman.

Jumat lalu, Presiden Slovenia Borut Pahor mengatakan bahwa dia sempat menentang pengakuan Palestina untuk saat ini. Namun, presiden tidak mengendalikan apa yang parlemen lakukan, dan ini semata-mata merupakan pernyataan simbolis. Jika keputusan tersebut benar-benar lolos, Slovenia akan menjadi negara kedua di Uni Eropa setelah Swedia mengakui sebuah negara Palestina.

Di sisi lain, sebuah konferensi juga akan diadakan di Brussels pada hari Rabu atas prakarsa Norwegia dan Uni Eropa, dalam bayang-bayang krisis dalam perundingan damai, ancaman Amerika untuk memotong bantuan kepada orang-orang Palestina, jalan buntu dalam pembicaraan rekonsiliasi Palestina dan situasi kemanusiaan di Gaza.

Awal bulan ini, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta Uni Eropa untuk mengakui sebuah negara Palestina di dalam perbatasan 1967 selama konferensi pers bersama dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini di Brussels.

Dia mengatakan bahwa mengakui Palestina tidak akan menjadi penghalang bagi perdamaian dan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dengan Israel adalah melalui perundingan yang dipimpin secara internasional. Abbas mengatakan bahwa Uni Eropa adalah salah satu mitra utama dalam membangun institusi negara Palestina, dan bahwa Palestina akan melakukan implementasi penuh dari resolusi Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB.

Pada konferensi pers tersebut, Mogherini mengulangi komitmen Uni Eropa untuk berinvestasi dalam proses pembangunan negara Palestina, yang bertujuan untuk meyakinkan orang-orang Palestina dan Presiden Abbas mengenai dukungan terus-menerus Uni Eropa, termasuk melalui Badan Bantuan dan Pengungsi PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.


0 Komentar