Kamis, 08 Februari 2018 09:41 WIB

8 Negara Dorong PBB Atasi Krisis Rohingya di Myanmar

Editor : Amri Syahputra
Hiburan atraksi badut untuk menghibur anak-anak Rohingya di kamp Cox Bazar Bangladesh

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan lima negara lainnya meminta Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu untuk membahas nasib ratusan ribu pengungsi Rohingya yang diusir dari Myanmar, kata beberapa diplomat.

Dewan akan mengadakan pertemuan pada hari Selasa untuk mendengar laporan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mengenai krisis yang dipicu oleh tindakan keras tentara di negara bagian Rakhine di Myanmar pada bulan Agustus.

Swedia, Polandia, Belanda, Kazakhstan dan Guinea Khatulistiwa meminta perundingan bersama dengan tiga anggota dewan permanen.

Pertemuan tersebut berlangsung hampir tiga bulan setelah dewan tersebut mengadopsi sebuah pernyataan yang menuntut agar Myanmar mengendalikan pasukan keamanannya dan membiarkan orang Rohingya kembali ke rumah mereka.

Lebih dari 750.000 orang Rohingya telah diusir dari Myanmar negara dengan Mayoritas beragama Budha itu ke Bangladesh, melarikan diri dari tentara yang menganiaya, membunuh, memperkosa dan membakar desa-desa mereka.

Bangladesh dan Myanmar sepakat bulan lalu untuk memulangkan Rohingya dalam jangka waktu dua tahun, namun Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan keprihatinannya setelah badan pengungsi UNHCR ditahan dari kesepakatan tersebut.

Majelis Umum pada bulan Desember mengadopsi sebuah resolusi yang meminta Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk memberi nama seorang utusan khusus ke Myanmar, namun pengangkatan tersebut belum dilakukan.

Cina, pendukung junta penguasa Myanmar yang dulu, dan Rusia memilih untuk menentang resolusi tersebut. Keduanya memegang hak veto di dewan tersebut.

Pemerintah Myanmar juga menolak kunjungan utusan dewan ke negara bagian Rakhine, dengan mengatakan bahwa ini "bukan saat yang tepat," kata Duta Besar Kuwait Mansour al-Otaibi.


0 Komentar