Selasa, 03 April 2018 10:04 WIB

Sukmawati Sanggah Puisinya Mengandung SARA

Editor : Rajaman
Sukmawati Soekarnoputri (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Puisi Sukmawati Soekarnoputri berjudul 'Ibu Indonesia' menuai polemik dan bahkan dikecam oleh berbagai kalangan.

Menaggapi puisinya itu. Sukamwati Soekarnoputri menyanggah jika puisinya diduga mengandung unsur SARA seperti yang dituduhkan itu.

"Lho Itu suatu realita, ini tentang Indonesia. Saya ga ada SARA-nya. Di dalam puisi itu, saya mengarang cerita. Mengarang puisi itu seperti mengarang cerita. Saya budayawati, saya menyelami bagaimana pikiran dari rakyat di beberapa daerah yang memang tidak mengerti syariat Islam seperti di Indonesia Timur, di Bali dan daerah lain," kata Sukmawati ketika dikonfirmasi, Senin (2/4/2018).

Sukmawati mengatakan apa yang dia sampaikan di puisi itu merupakan pendapatnya secara jujur. 

Adapun yang dipersoalkan oleh pengurus Persaudaraan Alumni 212 Kapitra Ampera mengenai pembanding-bandingan azan dengan kidung Ibu Indonesia. Apa tanggapan Sukmawati soal bagian yang menyebut azan ini?

"Soal kidung ibu pertiwi Indonesia lebih indah dari alunan azanmu, ya boleh aja dong. Nggak selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu kan suatu opini saya sebagai budayawati," ujar Sukmawati.

"Jadi ya silakan orang-orang yang melakukan tugas untuk berazan pilihlah yang suaranya merdu, enak didengar. Sebagai panggilan waktu untuk salat. Kalau tidak ada, Akhirnya di kuping kita kan terdengar yang tidak merdu," sambungnya. 


Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyesalkan puisi tersebut karena dianggap berpotensi menimbulkan konflik.

"Kalau menurut saya, puisi itu tidak boleh menyinggung-nyinggung apa pun yang terkait dengan syariah agama," ungkap Taufik, Senin (2/4/2018).

Puisi Sukmawati yang dipersoalkan itu dibacakan dalam acara '29 Tahun Anne Avantie Berkarya' di Indonesia Fashion Week 2018. Video pembacaan puisi itu lalu beredar dan ramai dibahas.

Taufik menilai puisi tersebut bisa menyinggung perasaan pihak-pihak tertentu. Ini disebabkan puisi Sukmawati itu menyinggung syariat agama.

"Sebab, pasti ada yang tersinggung, tidak terima, bisa-bisa nanti situasinya jadi konflik," tutur Taufik.

Tak hanya itu, Waketum PAN ini menilai puisi Sukmawati bisa menimbulkan reaksi dari umat Islam. Hal tersebut lantaran puisi itu menyinggung soal cadar dan azan. Taufik meminta ke depan Sukmawati lebih berhati-hati.

"Kita berharap untuk Ibu Sukmawati agar lebih berhati-hati dalam berkarya dan ketika menyampaikan kepada publik. Saat ini, semua rentan terprovokasi," sebutnya.

"Bahkan, ketika satu orang ngomong, seluruh dunia bisa tahu. Kita juga berharap Ibu Sukmawati bisa segera memberi klarifikasinya," lanjut Taufik.

Diketahui, pengurus Persaudaraan Alumni 212 yang juga merupakan pengacara Habib Rizieq Syihab, Kapitra Ampera mempersoalkan puisi Sukmawati tersebut.

"Saya mendapatkan video itu tadi pagi. Sudah saya cermati ada mengenai adzan dan cadar, menurut saya ada dugaan kuat mendiskreditkan agama," ujar, Kapitra Ampera kepada wartawan.

Puisi yang disoal itu dibacakan Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Sukmawati diberi kesempatan maju ke panggung dan membacakan Puisi 'Ibu Indonesia' karyanya sendiri.

Berikut isi lengkap puisi Sukmawati tersebut:

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat 
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya. 


0 Komentar