Rabu, 18 April 2018 12:31 WIB

Zat Saraf yang Meracuni Skripal Berbentuk Cair

Editor : Yusuf Ibrahim
Zat saraf. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Zat saraf yang digunakan untuk meracuni eks agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia berbentuk cair.

Demikian pernyataan Departemen Lingkungan Inggris dan menyatakan akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membersihkan jejak racun yang tersisa di sekitar kota Salisbury.

Departemen Lingkungan Inggris mengatakan sembilan situs perlu "pembersihan spesialis," termasuk sebuah restoran yang dikunjungi oleh Skripal pada 4 Maret, hari ketika ia dan putrinya ditemukan tidak sadarkan diri di bangku taman di kota di Inggris barat daya.

Sekitar 190 tentara yang dilatih khusus membantu petugas lingkungan, kesehatan dan pertahanan untuk melakukan pembersihan itu.

"Bekerja untuk membersihkan setiap situs akan melibatkan proses pengujian, penghancuran barang-barang yang mungkin telah terkontaminasi, pembersihan bahan kimia dan pengujian ulang," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan, menambahkan upaya itu akan memakan waktu beberapa bulan seperti dikutip dari AP, Rabu (18/4/2018).

Para pejabat Inggris mengatakan Skripal diracun dengan zat saraf kelas militer yang dioleskan pada pegangan pintu di rumahnya. Ayah dan anak perempuan itu dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu dalam kondisi kritis. 

Setelah lama dirawat, Yulia Skripal diperbolehkan pulang minggu lalu dari Salisbury District Hospital, tempat ayahnya terus dirawat.

Para pejabat Inggris mengatakan pemerintah Rusia berada di balik serangan itu dengan menggunakan sejenis zat saraf yang dikembangkan Soviet, dikenal sebagai Novichok.

Pengawas senjata kimia internasional, OPCW, telah mengkonfirmasi bahwa zat Novichok "kemurnian tinggi" digunakan untuk meracun Skripal, meskipun belum mengidentifikasi di mana zat itu dibuat.

Rusia membantah keterlibatan dalam serangan itu dan menuduh Inggris gagal memberikan bukti-buktinya. 

Serangan ini telah memicu krisis diplomatik ala Perang Dingin antara Rusia dan Barat, termasuk pengusiran ratusan diplomat dari kedua belah pihak.(exe/ist)


0 Komentar