Kamis, 26 April 2018 10:41 WIB

PBB Perlu $200 Juta Untuk Warga Palestina Setelah Pemotongan Trump

Editor : Amri Syahputra
Penduduk Palestina Mengambil kebutuhan pokok dari badan PBB (UNRWA)

Brussels, Tigapilarnews.com _ Badan Bantuan makanan darurat untuk sekitar satu juta orang Palestina di Gaza Mangatakan mungkin bahan makanan akan habis mulai Juni jika badan PBB untuk pengungsi Palestina tidak dapat mengumpulkan $200 juta menyusul pemotongan dalam pendanaan AS.

Pierre Kraehenbuehl, yang mengepalai Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) memberikan bantuan bagi warga Palestina di seluruh Timur Tengah, mengatakan Presiden AS Donald Trump telah menahan $305 juta dalam pendanaan,hal ini jauh lebih dari $65 juta yang dilaporkan pada bulan Januari.

"Anda sudah memiliki komunitas yang sangat, sangat rapuh (di Gaza)," kata Kraehenbuehl dalam sebuah wawancara selama konferensi donor internasional di Suriah di Brussels.

"Jadi, jika Anda tiba-tiba tidak memiliki kepastian tentang jumlah bantuan makanan yang berasal dari PBB untuk satu juta orang, Anda dapat membayangkan jenis efek yang dapat terjadi," katanya, meskipun ia menekankan bahwa ia tidak membenarkan kaitan apa pun dengan potensi wabah atau kerusuhan.

Negara-negara besar seperti, Norwegia, Turki dan Kanada telah melangkah untuk menyumbangkan dana total $200 juta untuk membantu memenuhi defisit anggaran $446 juta untuk 2018. Anggaran yang direncanakan UNRWA adalah lebih dari satu miliar dolar untuk ini.

Amerika Serikat, yang lama menjadi donor terbesar bagi agensi, hanya menyediakan $60 juta dari $365 juta yang dijanjikan, kata Kraehenbuehl.

Panggilan bantuan lembaga PBB dipersulit oleh tuntutan yang bersaing pada donor untuk krisis di Suriah, Yaman, Myanmar, Afghanistan dan Republik Demokratik Kongo, dan di wilayah lainnya.

Kraehenbuehl memperingatkan ketidakstabilan yang lebih besar di Gaza sebagian karena ekonomi sudah menderita keruntuhan terdalamnya setelah satu dekade blokade yang dilakukan Israel, dan perpecahan internal Palestina di garis pantai.

Kraehenbuehl mengatakan kekurangan pendanaan juga bisa berarti tidak akan membuka kembali sekolah pada bulan Agustus dan September untuk tahun ajaran baru.

"Ini adalah krisis pendanaan terbesar kami," katanya.


0 Komentar