Kamis, 06 September 2018 20:39 WIB

Luhut Salahkan AS dan China

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi uang rupiah. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman, Luhut B. Panjaitan, mengutarakan kejatuhan rupiah saat berhadapan dengan dolar Amerika Serikat (USD) hingga nyaris menembus level Rp15.000 karena faktor eksternal.

Salah satunya yakni disebakan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia yakni Amerika Serikat dan China.

"Secara global, recovery pertumbuhan ekonomi dunia yang berjalan baik dalam satu tahun terakhir saat ini sedang terancam oleh trade war yang dipicu oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap mitra dagang utama mereka seperti Tiongkok, Uni Eropa, Meksiko dan Kanada, dengan cara menaikkan tarif impor barang barang dari negara-negara tersebut,"ujar Luhut di Jakarta, Kamis (6/5/2018).

Lanjutnya, China yang menjadi target utama perang dagang telah mendepresiasikan mata uangnya secara signifikan untuk menjaga harga barangnya tetap kompetitif di pasar Amerika Serikat. Dampak depresiasi Yuan terhadap Dolar Amerika, juga memicu depresiasi mata uang negara negara berkembang lainnya.

"Hal ini pula yang menjadi salah satu faktor utama depresiasi Rupiah sejak Maret tahun ini. Saya ingin memberikan gambaran lebih lengkap mengenai apa yang sedang terjadi kepada Rupiah dan langkah-langkah yang sedang dan akan diambil oleh pemerintah," jelasnya.

Untuk itu, Luhut percaya bahwa pemerintah bakal kembali menguatkan rupiah. Mengingat Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengambil langkah untuk mengatasi pelemahan rupiah.

"Saya sangat paham mengenai kondisi tersebut, karena kebetulan saya termasuk di dalam tim ekonomi Indonesia yang di antaranya beranggotakan Menko Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan Ketua OJK. Topik ini sendiri sudah kami bicarakan secara intens sejak tiga minggu yang lalu," paparnya.(exe/ist)


0 Komentar