Selasa, 30 Oktober 2018 04:29 WIB

Telkom Bukukan Pendapatan Rp 99,2 triliun hingga kuartal III 2018

Editor : A. Amir
PT Telkom Tbk

JAKARTA, Tigapilarnews.com - PT Telkom Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatan 8,8 persen di kuartal III-2018 dibanding kuartal sebelumnya. Sementara itu, EBITDA dan Net Income tumbuh masing-masing sebesar 35,5 persen dan 86,7 persen dibanding kuartal sebelumnya (kuartal II).

Dengan kenaikan ini, Telkom akhirnya membukukan pendapatan Rp 99,2 triliun pada sembilan bulan pertama 2018 atau tumbuh 2,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, EBITDA tercatat Rp 44,9 triliun dan laba tercatat sebesar Rp 14,2 triliun hingga September 2018.

Direktur Keuangan Telkom, Harry M. Zen mengatakan, kinerja kuartal III-2018 jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. "Peningkatan ini merupakan hasil dari upaya kita dalam memperkuat kinerja segmen bisnis mobile, di samping terus menumbuhkan segmen bisnis fixed line dan melakukan pengelolaan biaya secara efektif," ujar Harry dikutip keterangan resminya di Jakarta, Senin (29/10).

Di kuartal III 2018, segmen bisnis mobile Telkomsel meraih pendapatan Rp 23 triliun atau tumbuh 10,1 persen dibandingkan kuartal II-2018. Salah satu pendorong utama pencapaian ini adalah strategi yang di segmen digital business Telkomsel yang tumbuh cukup tinggi. Segmen bisnis digital, khususnya layanan data, masih menjadi mesin pertumbuhan Telkomsel dan mengkontribusi 54,2 persen dari total pendapatan Telkomsel di kuartal III-2018.

Selain itu, Telkomsel juga berhasil melakukan pengendalian biaya dengan baik meskipun terus gencar menggelar BTS 4G di seluruh Indonesia. Biaya operasional Telkomsel mengalami sedikit penurunan sebesar 0,1 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan memberikan dampak terhadap kenaikan EBITDA sebesar 20,7 persen menjadi Rp 12,4 triliun dan laba bersih naik 24,0 persen dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 6,6 triliun.

Untuk meningkatkan kualitas jaringan, selama tahun 2018 Telkomsel telah membangun 22.578 BTS yang semuanya merupakan BTS 4G. Dengan penambahan tersebut, secara total, hingga akhir September 2018 Telkomsel telah membangun 50.755 BTS 4G. Sehingga, total BTS on-air Telkomsel mencapai 183.283 unit, dengan 72,5 persen di antaranya merupakan BTS 3G/4G.

Pengembangan jaringan ini mendukung layanan prima kepada para pelanggan Telkomsel. Pada kuartal III 2018, jumlah pelanggan Telkomsel mencapai 167,8 juta di seluruh Indonesia, yang 112,6 juta di antaranya merupakan pengguna layanan data.

Sementara itu Bisnis Digital Telkom menunjukkan peningkatan yang signifikan di sembilan bulan pertama tahun ini dengan capaian pertumbuhan sebesar 21,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan mencatatkan kontribusi dominan sebesar 51,88 persen dari total pendapatan perseroan.

Kinerja segmen bisnis Fixed Line Telkom juga terus mengalami penguatan. Pada sembilan bulan pertama di 2018, pendapatan dari layanan IndiHome tercatat sebanyak Rp9,0 triliun atau meningkat 57,7 persen dari tahun lalu.

Kontribusi ini diraih berkat peningkatan produktivitas tenaga sales dan teknisi, diversifikasi produk yang menarik dan konten-konten berkualitas, serta sistem IT yang semakin andal. ARPU IndiHome juga meningkat dari Rp 251 ribu pada kuartal II 2018 menjadi Rp 258 ribu pada kuartal III 2018.

Selama sembilan bulan pertama 2018, pelanggan IndiHome bertambah 1,7 juta, sehingga total pelanggan hingga akhir September 2018 mencapai 4,7 juta atau meningkat 101,2 persen dibandingkan tahun lalu, di mana 52 persen di antaranya merupakan pelanggan layanan Triple Play.

Sementara itu, untuk segmen bisnis Enterprise, dalam sembilan bulan pertama ini terdapat peningkatan pendapatan sebesar 18,9 persen YoY. Pertumbuhan di segmen ini diproyeksikan terus menguat seiring dengan tren digitalisasi bisnis di berbagai perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Telkom berada di posisi yang strategis dalam mendukung tren digitalisasi tersebut, karena kami memiliki jaringan konektivitas, data centers, hingga menyediakan beragam platform dan solusi berbasis teknologi digital yang terintegrasi.

Di sisi lain, segmen bisnis Wholesale and International juga mengalami peningkatan 32,6 persen dari periode yang sama di tahun 2017. Segmen ini ditargetkan terus tumbuh hingga akhir tahun 2018, didukung oleh infrastuktur terutama backbone, baik domestik dan internasional.

Saat ini, Telkom tengah menyelesaikan pembangunan sistem kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) yang diperkirakan rampung pada akhir 2018. IGG menghubungkan sistem kabel laut South East Asia Middle East West Europe 5 (SEA-ME-WE-5) dengan South East Asia United States (SEA-US). Pembangunan IGG merupakan milestone penting untuk menjadikan Telkom sebagai global digital hub.

Telkom juga baru saja meluncurkan Satelit Merah Putih pada 7 Agustus lalu. Satelit Merah Putih membawa 60 transponder aktif yang terdiri dari 24 Standard C-band dan 12 Extended C-band yang menjangkau Asia Tenggara serta 24 Standard C-Band dengan jangkauan Asia Selatan. Selain untuk menyediakan akses information & communication technology (ICT) di wilayah-wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia, keberadaan Satelit Merah Putih juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap satelit asing.

Telkom juga telah menerbitkan Medium Term Notes (MTN) dengan nilai Rp 1,5 triliun, untuk memperbaiki profil hutang, dengan memperbesar porsi pinjaman dengan bunga tetap. Hal ini sebagai antisipasi atas potensi naiknya suku bunga dalam beberapa tahun ke depan. Telkom menawarkan MTN konvensional dan syariah ijarah, masing-masing dalam tiga seri. MTN tersebut berdurasi satu tahun, dua tahun, dan tiga tahun dengan bunga tetap atau bagi hasil masing-masing sebesar 7,25 persen, 8,0 persen, dan 8,35 persen.

Sampai dengan akhir 2018, Telkom mengalokasikan capital expenditure (capex) sekitar 25 persen dari total pendapatan Perseroan. Alokasi belanja modal terbanyak digunakan untuk mendukung bisnis broadband.

"Telkom terus fokus memperkuat infrastruktur untuk meningkatkan kualitas layanan yang mendukung excellent customer experience. Dengan jaringan infrastruktur yang kuat dan andal, diharapkan dapat menciptakan sustainable competitive growth dalam jangka panjang," tutup Harry M. Zen.


0 Komentar