Selasa, 30 Oktober 2018 05:53 WIB

Presiden Ajak Terapkan Revolusi Mental Global untuk Merawat Lautan

Editor : A. Amir
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada pembukaan Our Ocean Conference (OOC) 2018, di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10/2018)

Badung, Tigapilarnews.com - Presiden Joko Widodo mengajak untuk menerapkan revolusi mental secara global untuk menjaga laut sebagai masa depan umat manusia. Melalui pelaksanaan Our Ocean Conference 2018, Presiden mengharapkan adanya perubahan mental dan menjadi motor penggerak revolusi mental untuk merawat lautan secara global. 

"Perlu kerjasama semua pihak, multistakeholders dan kerjasama global. Revolusi mental untuk menangani tantangan di laut dan laut secara berkesinambungan," paparnya ketika membuka Our Ocean Conference 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (29/10/2018).

Menurut Presiden setiap pihak harus berani membangun komitmen bersama untuk membangun lautan. "Kita semua harus berani komitmen agar dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat luas dan berdampak terhadap perlindungan lautan. Every little actions count!" tandasnya.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan Bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari menyadari wilayah air yang lebih besar dari darat. Dan masyarakat dunia pun menyadari laut adalah masa depan.  

"Saya sadar bahwa wilayah air kami lebih besar dari darat. Wilayah air dunia lebih besar dari wilayah darat. Saya dan kita semua sadar bahwa laut samudra adalah masa depan kita. Our Ocean Our Future," jelasnya. 

Bukan tanpa alasan, menurut Presiden, lebih dari 90 persen aktivitas manusia berlangsung melalui laut. 40 persen lalu lintas perdagangan melalui laut. "Sekitar 61 persen minyak mentah didistribusikan melalui laut. Kekayaan laut dunia diperkirakan bernilai USD 24 Triliun," tutur Presiden.

Saat ini menurut Joko Widodo, ratusan masyarakat bergantung kepada lautan. Sekitar 3,2 miliar orang hidup dalam radius 100 km dari lautan. "Belum lagi ketergantungan kepada sumberdaya alam lautan. Itu pentingnya laut bagi kita dan masa depan manusia," jelas Joko Widodo.

Permasalahan di lautan cukup banyak, mulai dari kejahatan dalam bentuk perampokan, perdagangan manusia, perbudakan, sampai persoalan tumpang tindih batas wilayah maritim dan illegal fishing. 

"Menurut data FAO illegal fishing berlangsung rata-rata 26 juta ton yang bernilai antara 10 sampai 23 Miliar Dollar per tahun. Belum lagi ancaman stabilitas diplomasi karena tumpang tindih wilayah maritim. Oleh karena itu hukum internasional harus menjadi pandu dalam menyelesaikan permasalahan maritim," papar Presiden.

Presiden juga mengungkap tantangan lain yang dihadapi dunia dalam mengelola lautan dalah masalah polusi dan kondisi lingkungan laut. "Kesehatan laut juga sangat memprihatinkan. Sampah plastik bisa membuat polusi air dan rusaknya terumbu karang. Kemudian naiknya permukaan air laut," jelasnya.

Mengatasi semua tantangan itu, Presiden mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan kolaborasi. "Pemerintah saja tidak mungkin menyelesaikan semuanya sendiri. Perlu kerjasama, kooperasi dan kolabirasi semua pihak. Multistakeholders partnership and global partnership untuk mewujudkan pengelolaan laut yang berkelanjutan," tandasnya. 

Diakhir sambutan, Presiden membacakan puisi tentang lautan sebagai masa depan manusia. Berikut kutipan lengkapnya. 

Jangan lagi punggungi lautmu
Tataplah dia, Rangkullah dia dengan hatimu
Jadikan dia sahabatmu
Sahabat yang akan memberikan kehidupan
Untuk kamu untuk cucumu untuk cicitmu
Laut bukan jadi pemecah laut adalah pemersatu
Pemersatu jarak antar darat
Pemersatu berbagai peradaban anak manusia
Laut harus menjadi samudra kesejahteraan
Laut harus menjadi samudra perdamaian
Rawat dan cintailah lautmu, samuderamu
Laut adalah masa depanmu
Our Ocean Our Future
Our Ocean Our Legacy


0 Komentar