Rabu, 06 Maret 2019 12:30 WIB

Jokowi Unggul di Pemilih Muslim yang Nilai Ekonomi Baik

Editor : Yusuf Ibrahim
Jokowi (tengah). (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei tentang persepsi kondisi ekonomi oleh pemilih muslim terhadap dukungan pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019.

Survei terhadap pemilih muslim ini dilakukan LSI karena pemilih muslim menempati komposisi sebesar 87,8% dan, sebanyak 12,2% adalah pemilih nonmuslim.

"Jika ditelaah, sebanyak 71% pemilih muslim menilai ekonomi dalam keadaan baik. Sementara sebanyak 24,9% menyatakan ekonomi dalam keadaan buruk. Sebanyak 4,1% menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab," ujar Peneliti LSI Ardian Sopa di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Ardian mengungkapkan, untuk pemilih muslim yang menyatakan ekonomi sedang baik mendukung paslon Jokowi-Ma'ruf, sedangkan Prabowo-Sandiaga unggul di pemilih muslim yang menilai ekonomi buruk.

"Di pemilih muslim yang menilai kondisi ekonomi baik, Jokowi-Ma'ruf ungguli dukungan pemilih sebesar 67,1%, sedangkan Prabowo-Sandi didukung 23,8%," tutur Ardian.

Pada pemilih muslim yang menilai kondisi ekonomi buruk, Prabowo-Sandi didukung 63,7%, sedangkan Jokowi-Ma'ruf didukung sebesar 26,3%.

Mengingat komposisinya cukup sedikit, pemilih nonmuslim yang tergabung dalam penganut agama selain islam disebut sebagai pemilih minoritas. 

Sedangkan pada pemilih minoritas, yang menilai ekonomi dalam keadaan baik, Jokowi-Ma'ruf didukung 87,2% dan Prabowo-Sandi sebesar 7,2%. Sementara itu, di pemilih minoritas yang menilai ekonomi buruk, Jokowi-Ma'ruf didukung 50% dan Prabowo-Sandiaga didukung 42,9%.

"Melihat hasil survei, Jokowi-Ma'ruf unggul di pemilih minoritas yang menilai ekonomi dalam keadaan baik maupun buruk. Namun, selisih kemenangan Jokowo-Ma'ruf lebih besar di segmen pemilih minoritas yang menilai ekonomi baik," jelasnya.

Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen. Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 respoden seluruh Indonesia dalam rentang waktu 18-25 Februari 2019.(ist)


0 Komentar