Selasa, 26 Maret 2019 15:06 WIB

Belajar Tekun dan Kerja Keras dari CEO Akusara Group

Editor : Yusuf Ibrahim
Mohammad Soeharto (kiri) bersama Andhika dan Muhammad Pradana Indraputra. (foto Andhika)
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Usia bukan lagi menjadi salah satu indikator kesuksesan seseorang. Karena sekarang ini banyak pengusaha muda yang pandai menangkap peluang, sehingga pada umur 20 tahunan sudah bisa meraih kesuksesannya. 
 
Hal ini, di antaranya dibuktikan dengan banyaknya omzet usaha hingga ratusan juta rupiah bahkan miliaran. “Setiap bulannya, rata-rata mencapai dua miliar, dari unit usaha kami,” kata salah satu Founder Akusara Group, Andhika Mauludi, ketika membuka pembicaraan.
 
Dilanjutkannya, rincian bisnis yang ditekuninya tersebut adalah Akusara Production (Event Organizer), Akusara Prom (Prom Night), Akusara Prosound (Sound System), Akusara Prolight (Lighting), Akuwedding (wedding organizer), Akumoment (Photo Video), Akusewa (Online Rental Platform).
 
“Awalnya bisnis sampingan ketika SMA, sekitar 2009. Dimulai bikin pentas seni, bantu-teman, saudara, dan terus berkembang ke korporasi. Modalnya dulu cuma kepercayaan, dananya patungan, muterin cash flow, lalu berani mencicil beli aset, dan sampe sekarang. Pertama kali yang dibeli HT, girang sekali rasanya. Insya Allah terus berkembang lagi,” imbuh sosok kelahiran Jakarta, 28 September 1992 tersebut.
 
Hal tersebut seakan mematahkan ungkapan bahwa "butuh modal besar untuk menjadi kaya". Pandangan orang tersebut adalah menipu diri dan beralasan agar tidak berusaha. Memang betul bila modal kita besar, akan lebih mudah untuk memulai usaha.
 
Tapi banyak orang yang kita ketahui bahwa mereka memulai usaha tanpa modal. Apple Computer dimulai dari garasi, Michael Dell dengan Dell Computer memulai dari kamar kost, Kentucky Fried Chicken (KFC) mulai dari uang pensiun yang tidak cukup.
 
Andhika mengaku bersyukur karena yang dikerjakannya mendapat respons yang luar biasa dari sekitarnya. Selain itu, terbantu pemasaran digital yang memang marak dalam beberapa tahun terakhir. Dia pun mengakui, kesuksesan bisnisnya tak lepas dari peran media sosial seperti Facebook dan Instagram.
 
“Bisnis ini terus berlanjut sampe kuliah. Klien kami juga meningkat. Untuk urusan uang bayaran kuliah memang masih dibayarin orang tua, tapi uang jajannya yang alhamdulillah sudah bisa mandiri,” kenangnya.
 
Ditambahkannya, kesuksesannya tidak diraih dalam sekejap mata. Semua berkat ketekunan dan kerja keras dalam menggeluti usaha yang dijalani. “Pernah juga ditipu, tidak dibayar, dan dianggap junior. Tapi kami, khususnya saya tidak menyerah. Utamanya karena adanya dukungan penuh orangtua, karyawan dan rekan-rekan yang hebat memiliki semangat dan kerja keras. Kita sudah sebagai keluarga,” katanya.
 
Image gallery
Andhika bersama rekan kerja. (foto Andhika)
 
 
Dalam menjalani hal tersebut, Andhika menguraikan jika dibantu Mohammad Soeharto dan Muhammad Pradana Indraputra. Untuk kantornya, kini berada di Pejaten dan gudang peralatannya di Kebagusan, Jakarta Selatan. 
 
“Dulu kalau rapat rapat masih dari kafe ke kafe. Tapi sekarang kita sudah ada kantor, bentuknya rumah, dan karyawannya mencapai 50 orang,” sambung alumni SMA Al Azhar, Universitas Indonesia (UI) dan ITB tersebut.
 
“Kita juga sudah meraih ISO 9001: 2015, provision of event organizer service,” timpal sosok yang hobi nge-gym dan memiliki bisnis laundry tersebut.
 
Bekerja akan menjadi menyenangkan jika itu adalah hal yang disukai. Sebelum berbisnis atau berwirausaha, Andhika mengingatkan untuk pemula untuk mengetahui hal apa yang disukai. Membuka bisnis sendiri juga dapat memberikan kebebasan dan otonomi yang tidak bisa diberikan oleh kebanyakan pekerjaan konvensional.
 
Lebih jauh disampaikannya, menjadikan sesuatu yang disukai sebagai suatu pekerjaan, membuat kesuksesan secara otomatis akan datang, dan hal sebaliknya berlaku.
 
Wirausaha muda ini yakin selalu berpikir positif dan pantang menyerah. Ia pun aktif bermasyarakat dan berorganisasi. Inilah cikal bakal kepercayaan dirinya membangun bisnis.
 
Namun prinsip sebaik- sebaiknya manusia adalah yang bermanfaat. Apapun yang terjadi. Selama dia berusaha untuk kebaikan orang lain, tak apa. Di masa sekolah hingga kuliah sosoknya sangat akrab sehingga memiliki banyak teman.
 
“Sejak lulus kuliah, saya belum kerja yang lain, dan masih fokus, senang mengerjakan yang sekarang ini. Sudah menjadi passion. Saya berharap Akusara bisa semakin besar dan berkembang,” tukasnya.
 
Andhika sadar dia tetap membutuhkan partner dalam bisnis apa pun. Dia tak berputus asa meski kerap ditolak, dipandang sebelah mata dan terus bekerja memberikan yang terbaik.
 
Dia pun memilih tak kaku dengan bisnisnya. Dia menjalin banyak kemitraan dan bekerja sama dengan banyak pihak, dan selalu membagi rejeki kepada orang lain.
 
“Persaingan sangat ketat. Banyak perusahaan besar, bukan lagi kategori senior tapi raksasa, berkantor di Indonesia. Untuk itu, salah satunya, kami juga sedang mempersiapkan untuk membuka cabang di Bali, rencananya akhir tahun ini. Kami masih harus berjuang membangun citra merk dan bersaing dengan kompetitor, produk dikenal luas dan punya konsumen loyal,” tutupnya.(exe)

0 Komentar