Senin, 08 April 2019 23:35 WIB

Rob Clinton Tekad Selesaikan Permasalahan di Jakarta Utara

Editor : Yusuf Ibrahim
Rob Clinton (berdiri di tengah) bersama para relawan. (foto Esa/Tigapilarnews.com)
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Calon legislatif (Caleg) DPRD DKI Jakarta dari Partai Golkar Dapil 3 Jakarta Utara (Tanjung Priuk, Penjaringan dan Pademangan), Rob Clinton  Kardinal (RCK), menegaskan memiliki visi dan meningkatkan kesejahteraan dengan tiga indikator pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. 
 
Pengusaha muda pemilik sebuah perusahaan IT di Jakarta itu menceritakan, memutuskan untuk terjun berpolitik lantaran sangat prihatin terhadap lingkungan, khusunya di Dapilnya.
 
"Setelah saya berikhtiar mendaftar menjadi caleg DPRD Jakarta partai Golkar, saya tinggalkan bisnis dan terjun ke bawah di Dapil untuk melakukan sosialisasi, saya telah turun ke 500 titik dari 2.300 RT. Saya terenyuh karena mendengar masyarakat yang terkena DBD lebih banyak yang meninggal daripada yang sembuh setelah berobat ke rumah sakit, selain itu BPJS dipersulit dan KJP tidak sampai kepada yang bersangkutan, ini terjadi di sana," katanya usai Deklarasi dan Pesta Ayo Kita Mulai di Britama Arena (sports mall), Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (8/4/2019) malam.
 
Image gallery
RCK saat sambutan dalam Deklarasi dan Pesta Ayo Kita Mulai. (foto Esa)
 
 
Putra dari politikus Partai Golkar, Robert Kardinal, menceritakan awal mula memutuskan maju menjadi caleg. "Kalau orang-orang, mikir saya maju karena papa saya di politik. Padahal sebenarnya sama papa saya tidak boleh, terus mama, adik, kakak, semua awalnya nolak. Saya sendiri yang mau," imbuhnya.
 
Karena, lanjut dia, keluarganya menilai jika saat ini usianya masih muda, sehingga kalau pun maju lima tahun lagi, masih umur 31.
Tetapi, berkat keinginannya yang teguh, Clinton membuktikan kepada keluarga jika dia serius ingin terjun menjadi caleg.
Dilanjutkan RCK- sapaan lain Rob-  juga telah mengetahui akar masalah yang dihadapi warga di Dapilnya.
 
"Uniknya Jakarta Utara yang memiliki laut yang luas dan pelabuhan standar internasional, ada satu yang kurang di sini, yaitu warganya masih banyak yang kurang mampu, untuk akses air bersih saja hanya 50% masyarakat yang mampu memilikinya," kata Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) DKI Jakarta, tersebut.
 
Masalahnya sumber air bersih sulit, di Penjaringan ada RT yang PAM belum masuk, beli air di depo-depo, kan harganya mahal, Bahkan uang 700 ribu sebulan habis ke air. Ini permasalahan mendasar," ujarnya
 
"Kalau ada caleg yang mengatakan dalam 5 tahun itu bisa dituntaskan sama dengan bohong, karena apa ? PR-nya luar biasa banyak, di semua posisi banyak yang nakal, masyarakat juga banyak yang menyalahgunakan jadi semua berkesinambungan. Ini susah. Kunci untuk mengentaskan itu semua adalah pendidikan, kalau pendidikan bagus maka kesehatan dan kesejahteraan akan mengikuti," kata sosok kelahiran Jakarta tahun 1993 ini.
 
"Di Jakarta Utara, sambungnya, Bayangkan hanya memiliki satu sekolah unggulan yakni SMA 13. Ketika saya kuliah di UI, yang banyak masuk adalah anak Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, Kenapa? Karena di sana banyak sekolah unggulan misalnya SMA 68, SMA 70, SMA 6 dan lainnya. Saya percaya ke depan SMA di Jakut harus dibanyakin sekolah unggulan, biar anak-anak masuk ke sekolah bergengsi," tegas Rob.
 
"Jadi visi saya ke depan membuat rakyat lebih pinter. Memintarkan orang. Bonus demografi 2030, Indonesia paling unggul di ASEAN. Sama saja itu sia-sia kalau SDM tidak unggul. Jadi tingkat pendidikan harus tinggi, Pemerintah sekarang harus menyadari hal itu,"
Selain dibebankan oleh partai menjadi caleg, RCK juga ditunjuk menjadi TKD (Tim Kampanye Daerah) di bidang milenial untuk mengkampanyekan Jokowi di Pilpres 2019.
 
"Saya tetap konsisten, sejalan dan sepikiran program saya dengan presiden, Sebagai caleg dan TKD saya harus mendorong juga bahwa Jokowi harus dipilih lagi. Presiden siapapun itu tidak cukup lima tahun, dikasih 10 tahun. Kalau bagus kenapa tidak ?" kata dia.
 
Rob juga menegaskan sudah bersikukuh kalau terpilih sebagai anggota DPRD dia akan memilih komisi E yang tidak populer.
"Dari sekarang sudah memantapkan kalau terpilih nanti saya mau duduk di Komisi E yang tidak populer, yang buangan. Ini bidang kesejahteraan, sosial dan pemuda. Saya malah mau masuk ke sini. Ini yang saya mau, itu sesuai dengan motivasi saat maju. Banyak orang rebutan Komisi C dan D, yang anggaran dan infrastruktur. Motivasasi saya ada di Komisi E. Kalau cari uang, hidup saya lebih enak jadi pengusaha, semua dengan mudah," tutupnya.(exe)

0 Komentar