Sabtu, 21 Agustus 2021 20:43 WIB

Biden Katakan Tak Tambah Militer ke Afghanistan untuk Evakuasi Warga AS yang terperangkap

Editor : Yusuf Ibrahim
Miiter AS. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com-Presiden Joe Biden mengakui bahwa evakuasi warga Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan "bukan tanpa risiko kerugian".

Berbicara di Gedung Putih, Biden mengatakan AS telah mengevakuasi 13.000 orang hingga saat ini dalam salah satu evakuasi udara terbesar dan tersulit dalam sejarah.

Meski begitu, Biden berjanji untuk membawa pulang semua warga Amerika yang tersisa bersama dengan 50-65.000 warga Afghanistan yang membantu pasukan AS.

"Setiap orang Amerika yang ingin pulang, kami akan membawa Anda pulang," kata Biden, yang mempersingkat liburannya untuk mengatasi krisis, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (21/8/2021).

Menjawab pertanyaan wartawan, Biden mengatakan militer AS akan membuat "komitmen yang sama" untuk warga Afghanistan yang menjadi sekutunya di mana mereka berharap untuk pergi, sebelum menambahkan evakuasi warga AS adalah "prioritas".

"Jangan salah, misi evakuasi ini berbahaya. Ini melibatkan risiko bagi angkatan bersenjata kami dan itu dilakukan dalam keadaan sulit," ujar Biden.

"Saya tidak bisa menjanjikan apa hasil akhirnya atau tanpa risiko kerugian. Tetapi sebagai panglima tertinggi, saya dapat meyakinkan Anda bahwa saya akan mengerahkan setiap sumber daya yang diperlukan," tambahnya.

Dia juga mengatakan tidak perlu mengirim pasukan AS ke Kabul untuk mengekstraksi warga Amerika yang terperangkap, mengklaim bahwa Taliban mengizinkan masuk bandara kepada siapa pun yang memegang paspor AS.

Namun, banyak laporan dari Kabul menunjukkan warga AS mengalami kesulitan mencapai bandara. Dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada anggota parlemen dalam sebuah pengarahan pada hari Jumat bahwa warga Amerika yang berusaha meninggalkan Afghanistan telah dipukuli oleh pejuang Taliban, lapor Politico.

Biden telah menghadapi kritik internasional atas cepatnya Taliban mengambilalih Afghanistan. Pemerintahan Biden telah diinterogasi berulang kali minggu ini tentang bagaimana dinas intelijen AS tampaknya salah menilai situasi di Afghanistan.

Pada hari Jumat, Biden kembali menolak gagasan tentang kegagalan intelijen, dengan mengatakan ada "konsensus" di antara para pejabat bahwa Taliban yang naik ke tampuk kekuasaan secepat ini "sangat tidak mungkin".

Ia juga menolak pernyataan bahwa peristiwa di Afghanistan telah menodai reputasi AS di panggung dunia. "Tidak ada pertanyaan tentang kredibilitas kami dari sekutu kami di seluruh dunia," tegasnya.

Menggambarkan perang di Afghanistan sebagai "usaha bersama" dengan negara-negara sekutu, Biden mengatakan dia akan mengadakan pertemuan dengan G7 untuk membahas langkah selanjutnya.

Biden juga mengatakan pemandangan di luar Kabul dalam beberapa hari terakhir "memilukan". Gambar dari ibukota Afghanistan menunjukkan gerombolan orang mati-matian berusaha melarikan diri ketika Taliban mempererat cengkeramannya di negara itu.

Puluhan ribu orang masih menunggu untuk dievakuasi menjelang batas waktu penarikan pasukan AS pada 31 Agustus. Biden menyatakan awal pekan ini bahwa dia akan mempertimbangkan untuk menahan pasukan AS di Afghanistan melampaui tanggal tersebut untuk memastikan semua warga AS telah dievakuasi.

Biden mengatakan AS memiliki hampir 6.000 tentara di Afghanistan untuk membantu upaya evakuasi dan mempertahankan kendali di bandara di Kabul.

Tetapi mereka yang ingin meninggalkan Afghanistan menghadapi kerumunan besar dan pos pemeriksaan Taliban hanya untuk mencapai bandara.

"AS telah mempertahankan kontak konstan dengan Taliban," ujar Biden.

Ditanya oleh wartawan apakah AS akan mempertimbangkan untuk memperluas perimeter keamanannya di luar bandara, Biden mengatakan langkah seperti itu mungkin akan menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Biden tidak menjelaskan konsekuensi apa itu.(kah)


0 Komentar