Kamis, 02 September 2021 09:44 WIB

Mahfud Sebut Banyak Hoaks Fitnah dab Berdampak Ancam Kesatuan

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com-Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD melanjutkan safari dialognya dengan sejumlah Pemda, ormas, dan tokoh agama.

Kali ini, dia melakukan dialog virtual dengan jajaran Forkoimda Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan laporan singkatnya. Kemudian, dirinya juga mengajak kerja sama dan dukungan para tokoh agama untuk menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19).


Di antara masalah yang mengemuka terkait virus varian delta tersebut, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat dan banyaknya hoaks berkeliaran.

Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan, para tokoh agama dan rakyat pada umumnya percaya Covid-19 itu memang nyata sebagai penyakit yang mengancam masyarakat, meskipun memang ada yang tak percaya.

"Di daerah Pak Menko di Madura, masih ada sedikit yang tidak percaya. Tapi umumnya sudah percaya, mau divaksin dan ikut prokes, mohon dibantu kelancaran vaksinasi untuk santri di ponpes-ponpes," pinta Kiai Marzuki dalam rilis Kemenko Polhukam, Rabu (1/9/2021).

Senada dengan Khofifah, Pengasuh Ponpes Al Amien Kediri KH banyak menyebut banyak hoaks yang bertebaran di masa sekarang. Sebenarnya, sambung, Anwar, pembuat hoaks terkait Covid-19 itu hanya sedikit tapi terompetnya keras dan sering membuat gaduh. "Mohon pemerintah bertindak tegas dalam menetralisir banyaknya hoax tersebut," kata Kiai Anwar.

Terkait maraknya hoaks, Mahfud MD menyadari hal itu merupakan masalah serius. Menurutnya, di satu sisi pemerintah mau menjamin kebebasan berbicara, tapi di sisi lain banyak hoaks yang mengadu domba dan memfitnah, sehingga dampaknya mengancam kesatuan.

Dalam diskusi dengan Dewan Pers bulan Juli lalu, sebut Mahfud, terungkap kurang dari 1.000 media mainstream yang terverifikasi dan bisa diidentifikasi karena jelas pengurus dan strukturnya. Namun, terdapat 800 ribu media yang bebas membuat berita apa saja tanpa ada penanggung jawab redaksi yang jelas.

"Sumber hoaks banyak dari media sosial dan media abal-abal, sedang yang dari media mainstream meski memuat kritik, umumnya masih bisa diterima. Kita sedang berusaha mengatasi masalah ini melalui telaah terhadap peraturan perundang-undangan, deteksi intelijen, dan keamanan," tutur Mahfud.

Di samping itu, ihwal penanganan Covid-19 terutama masalah vaksin, Eks Ketua MK itu menuturkan bahwa jumlahnya mamat tercukupi. Hanya tinggal mengerahkan vaksinator ke pondok pesantren yang hendak diituju. "Nanti BNPB supaya berkordinasi dengan gubernur," sebutnya.(kah)


0 Komentar