Kamis, 02 September 2021 10:23 WIB

Trump Desak Biden Minta Maaf ke Seluruh Dunia soal Penarikan Pasukan dari AS

Editor : Yusuf Ibrahim
Donald Trump. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com-Mantan Presiden Donald Trump mengecam penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan, menyebutnya sebagai penghinaan bagi bangsa.

Ia pun menuntut Presiden Joe Biden untuk meminta maaf kepada komunitas global atas masalah tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita AS Fox Business, Trump mengatakan penarikan pasukan itu adalah bencana karena Taliban menyuruh Amerika keluar. "Mereka memberi kami tanggal dan hanya itu," cetusnya.

"Penarikan itu merupakan penghinaan mutlak bagi Amerika Serikat dan para laksamana dan para jenderal benar, dan lebih dari itu (dia) harus mengundurkan diri," mantan orang nomor satu AS itu berpendapat seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (1/9/2021).

Dia merujuk pada surat baru-baru ini yang ditandatangani oleh 90 pensiunan pejabat senior militer AS yang mendesak pengunduran diri Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley atas "bencana" keluarnya pasukan AS dari Afghanistan.

Ketika ditanya apa yang harus Biden katakan kepada bangsa sehubungan dengan berakhirnya misi AS di Afghanistan, Trump mengatakan bahwa Biden harus mengatakan 'saya minta maaf' karena dia berutang permintaan maaf.

"Saya pikir hal terbaik yang bisa dia lakukan adalah meminta maaf kepada rakyat Amerika dan meminta maaf kepada dunia. Seluruh dunia pantas meminta maaf," kata presiden ke-45 AS itu kepada Fox Business.

Trump juga mencaci maki Biden atas perilakunya pada upacara khidmat untuk memberikan penghormatan terakhir kepada 13 Marinir AS yang tewas dalam serangan teror ISIS-K di Bandara Kabul pekan lalu. Biden tampak melirik arlojinya selama upacara, sesuatu yang diklaim Trump mencerminkan keengganan Presiden AS itu untuk berada di sana.

"Ketika dia terus melihat arlojinya di Dover dengan orang tua dan pasangan dari orang-orang yang terbunuh, Marinir dan Angkatan Laut, melihat arlojinya seperti keluarkan saya dari sini, saya ingin pulang, keluarkan saya. Berapa kali dia melihat arlojinya ketika dia melakukan itu kemarin? Itu memalukan," cela mantan presiden AS itu.

Wawancara itu dilakukan sebelum Biden menyampaikan pidatonya kepada rakyat Amerika mengenai keluarnya AS dari Afghanistan dan berakhirnya perang hampir 20 tahun, yang menelan biaya setidaknya USD2,4 triliun.

Selama pidato, Biden menyebut misi evakuasi Amerika yang kacau di Afghanistan sebagai keberhasilan luar biasa, meskipun telah banyak dikritik baik oleh Demokrat dan Republik, bahkan memicu seruan bagi Biden dan pimpinan militer AS untuk mengundurkan diri.

Biden juga menekankan bahwa dia tidak akan memperpanjang perang selamanya atau keluar selamanya dari Afghanistan, dan dia tidak setuju dengan mereka yang mengatakan evakuasi bisa dilakukan dengan cara yang lebih tertib.

"Saya tidak akan memperpanjang perang ini selamanya, dan saya tidak memperpanjang jalan keluar selamanya," kata Biden.

"Sekarang ada yang mengatakan kita harus memulai evakuasi massal lebih cepat, dan tidak bisakah ini dilakukan dengan lebih tertib. Saya dengan hormat tidak setuju," imbuhnya.

Sebelumnya awal pekan ini, Donald Trump bersikeras bahwa Gedung Putih harus mengebom habis-habisan Taliban jika kelompok militan itu tidak mengembalikan perangkat keras militer AS yang disita selama pengambilalihan mereka di Afghanistan.

“Selain yang sudah jelas, semua peralatan harus dituntut untuk segera dikembalikan ke Amerika Serikat, dan itu termasuk setiap sen dari biaya USD85 miliar dolar. Jika tidak dikembalikan, kita harus masuk dengan kekuatan militer yang tegas dan dapatkan, atau setidaknya mengebom habis-habisan," tegas Trump.

Dia juga mengecam penanganan administrasi Biden atas penarikan pasukan AS dari Afghanistan, dengan mencatat bahwa tidak ada yang pernah berpikir kebodohan seperti itu.

"Tidak pernah dalam sejarah penarikan diri dari perang ditangani sedemikian buruk atau tidak kompetennya seperti penarikan pemerintahan Biden dari Afghanistan," cela Trump.(mir)


0 Komentar