Senin, 06 September 2021 10:45 WIB

Berikut Alasan dan Sejarah Panjang Cincin Pernikahan di Jari Manis

Editor : Yusuf Ibrahim
Cincin pernikahan. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Selain gaun, cincin kawin adalah salah satu aksesoris yang identik dengan momen pernikahan.

Benda tersebut dianggap sebagai simbol bersatunya cinta antara dua pasangan. Selama ini, sebagian besar orang Indonesia tentu familiar dengan benda yang biasanya disematkan di jari manis tersebut, entah di tangan kiri namun seringnya di kanan. Ternyata hal tersebut memiliki alasan dan terdapat sejarah panjangnya.

Tradisi bertukar cincin kawin sudah ada sejak peradaban Mesir kuno, Yunani kuno, dan Roma kuno. Semua budaya ini memilih untuk memakai cincin kawin mereka di jari keempat tangan kiri mereka karena mereka percaya ada pembuluh darah di jari ini yang langsung menuju ke jantung.
 

Tidak mengherankan, jantung dianggap sebagai pusat emosional tubuh. Pembuluh darah yang konon mengalir dari jari keempat ke jantung bahkan dijuluki 'vena amoris' oleh orang Romawi kuno, yang dalam bahasa latin berarti "pembuluh darah cinta".

Walaupun penelitian ilmiah telah membantah hal tersebut dan kebenarannya telah banyak beredar, namun berdasarkan kepercayaan tersebut, maka menyematkan cincin di jari manis tetap dilanggengkan karena memiliki filosofi yang so sweet.

Selain kepercayaan dan filosofi dari peradaban kuno, namun penggunaan jari manis sebagai tempat bersemayamnya cincin pernikahan juga berdasarkan sebuah budaya yang merumuskan fungsi sosial dari setiap jari manusia.

Ibu jari atau jempol identik dengan persetujuan, jari telunjuk untuk menunjuk, jari tengah sebagai simbol penghinaan, jari kelingking sebagai simbol untuk berjanji. Lantas jari manis ditetapkan sebagai jari untuk cincin hubungan.

Hal ini ditetapkan di Eropa pada tahun 1549 lantas menyebar ke seluruh penjuru dunia usai penjajahan yang dilakukan oleh bangsa dari benua biru tersebut.

Penggunaan Jari Manis Bagian Kanan

'Ajaran' yang dibawa oleh bangsa Eropa dan banyak diterapkan di negara barat adalah menyematkan cincin kawin pada jari manis di tangan kiri.

Alasannya adalah karena tangan kiri merupakan tangan yang jarang digunakan untuk aktivitas, sehingga diharapkan cincin tersebut akan aman terjaga.

Namun beberapa negara dan budaya termasuk di Indonesia sendiri merubah kebiasaan tersebut dengan memberikan cincin pernikahan di jari manis tangan kanan. Justru karena tangan kanan adalah tangan yang sering digunakan, maka filosofinya adalah bahwa agar seorang pengantin senantiasa ingat dengan pasangannya.

Itulah sedikit penjelasan dari alasan dan sejarah mengapa cincin kawin disematkan di jari manis. Entah tangan kiri atau tangan kanan, namun yang pasti hampir seluruh masyarakat di dunia menggunakan jari manis sebagai tempat bersemayamnya cincin pernikahan.(kah)


0 Komentar