Senin, 13 September 2021 11:30 WIB

Diberitakan Meninggal karena Sakit, Pemimpin Al-Qaeda Muncul dalam Video Peringatan Serangan 9/11

Editor : Yusuf Ibrahim
Ayman al Zawahiri. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemimpin kelompok teroris internasional Al-Qaeda, Ayman al Zawahiri, muncul dalam sebuah video yang dirilis pada peringatan 20 tahun serangan teroris 9/11.

Video berdurasi 60 menit itu dirilis media resmi al-Qaeda, as-Sahab. Video bergaya dokumenter yang dirilis di Telegram itu berjudul 'Yerusalem tidak akan di-Yahudikan' seperti dikutip dari India Today, Minggu (12/9/2021).

Dalam video tersebut, Ayman tidak menyinggung perkembangan terakhir di Afghanistan atau kembalinya rezim Taliban. Hanya sekali dalam video tersebut Afghanistan disinggung, ketika Ayman al-Zawahiri mengatakan bahwa setelah 20 tahun perang, Amerika rusak dan hancur dan akhirnya keluar dari Afghanistan.

Ayman al-Zawahiri juga mengenang 19 anggota al-Qaeda yang berhasil "melukai hati Amerika menimbulkan luka yang belum pernah diderita AS sebelumnya. Ayman juga juga mengingat dan memuji banyak teroris al-Qaeda yang terbunuh pada tahun 2020.

Sebelum merilis video tersebut, as-Sahab sejak 11 September pagi mulai melakukan promo segera hadir di beberapa saluran Telegram.

Setelah itu, sebuah buku setebal 852 halaman yang ditulis oleh Ayman al-Zawahiri dirilis di saluran Telegram, di mana ia berbicara tentang masa depan al-Qaeda. Buku itu, diyakini ditulis pada April 2021, menyebutkan jihadi Kashmir Ilyas Kashmiri yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan pada 2011, dan Maulana Asim Umar, pemimpin al-Qaeda di anak benua India, yang tewas oleh pasukan Afghanistan pada tahun 2019 di Afghanistan.

Kenyataan Ayman al-Zawahiri tidak menyinggung kemenangan Taliban di Afghanistan mendapatkan catatan tersendiri dari Rita Katz, Direktur SITE Intelligence Group, situs yang melacak aktivitas kelompok-kelompok ekstrimis di dunia maya.

"Ada keraguan baru bahwa rekaman berdurasi 60 menit baru-baru ini karena dia tidak menyebutkan kemenangan Taliban di Afghanistan," kata Katz seperti dikutip dari Sputnik.


0 Komentar