Kamis, 06 Januari 2022 20:41 WIB

Biden: Trump Ancaman Berkelanjutan bagi Demokrasi

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden AS Joe Biden. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menuduh pendahulunya Donald Trump sebagai ancaman berkelanjutan bagi demokrasi.

Ia akan menyampaikan hal itu dalam peringatan satu tahun serangan maut di Gedung US Capitol oleh para pendukung Trump. Ribuan pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol untuk menggagalkan kemenangan Biden dalam pemilihan presiden.

Jendela-jendela pecah ketika ribuan perusuh menyerbu gedung berkubah putih itu pada 6 Januari 2021, anggota parlemen dan staf melarikan diri untuk menyelamatkan hidup mereka. “Apakah kita akan menjadi negara di mana kita mengizinkan pejabat pemilu partisan untuk membatalkan kehendak rakyat yang dinyatakan secara hukum? Apakah kita akan menjadi bangsa yang hidup bukan dalam terang kebenaran tetapi dalam bayang-bayang kebohongan?” 

Biden akan mengatakan hal itu, menurut kutipan pidatonya yang dirilis oleh Gedung Putih. “Kita tidak bisa membiarkan diri kita menjadi bangsa seperti itu. Jalan ke depan adalah mengenali kebenaran dan hidup dengannya,” sambungnya seperti dilansir dari Metro.us, Kamis (6/1/2022).

Pernyataan Biden akan memulai serangkaian acara sepanjang hari yang juga akan menampilkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan para pemimpin legislatif lainnya, sebagian besar dari Partai Demokrat. Mereka akan menyoroti kerusakan yang tersisa dari serangan terburuk di Capitol sejak Perang 1812.

“(Komentar Biden) dengan mata jernih tentang ancaman yang diwakili mantan presiden terhadap demokrasi kita dan bagaimana mantan presiden terus-menerus bekerja untuk terus-menerus merusak nilai-nilai dasar Amerika dan supremasi hukum,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

DPR AS sendiri tidak akan bersidang dan banyak anggota senat dari Partai Republik akan keluar guna menghadiri pemakaman mantan Senator Republik Johnny Isakson. Empat orang tewas dalam kekacauan selama berjam-jam, sementara satu petugas polisi meninggal sehari setelah memerangi perusuh dan empat kemudian meninggal karena bunuh diri.

Sekitar 140 petugas polisi terluka. Jaksa AS telah mengajukan tuntutan pidana terhadap setidaknya 725 orang yang terkait dengan kerusuhan tersebut, meskipun sejauh ini mereka belum mendakwa Trump atau rekan-rekannya.(mir)


0 Komentar