Selasa, 15 Februari 2022 10:21 WIB

DPR Minta Kemendag Stabilkan Harga Kedelai untuk Ketenangan Masyarakat

Editor : Yusuf Ibrahim
Tempe. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menstabilkan harga kacang kedelai untuk memberi ketenangan kepada masyarakat maupun perajin tahu dan tempe.

Hal itu disampaikannya terkait meroketnya harga kedelai belakangan ini. "Tugas Kementerian Perdagangan memang seperti itu. Tak bisa membiarkan masyarakat bertarung sendiri," katanya di Jakarta, Senin (14/2/2022).

Harga kacang kedelai meningkat akibat fluktuasi harga internasional, khususnya di Amerika Serikat, salah satu produsen terbesar kacang kedelai di dunia selain Brasil, Argentina, dan China. Harga kacang kedelai di tingkat konsumen yang masih sekitar Rp8.500 per kilogram (kg) di 2020 pada 2021 naik menjadi Rp9.500-10.000 per kg.

Namun, kenaikan terus terjadi hingga kini harga kacang kedelai sudah berada di atas Rp11.000 per kg. Akibat kenaikan harga kacang kedelai secara terus menerus tersebut, jumlah perajin tahu dan tempe terus berkurang, khususnya perajin yang kecil.

Padahal pemerintah sudah tidak mengenakan bea masuk terhadap komoditas kacang kedelai. Gobel mengatakan, tahu dan tempe merupakan makanan rakyat dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, katanya, usaha tahu dan tempe juga merupakan sektor yang bisa dimasuki oleh masyarakat bawah dengan mudah.

Karena itu, katanya, fluktuasi harga dan kenaikan harga kacang kedelai bisa mengganggu lapangan kerja dan lapangan usaha. "Di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini, semua pihak, khususnya pemerintah untuk bekerja lebih sungguh-sungguh agar kemiskinan tak terus naik," katanya.

Lebih lanjut Gobel menyatakan, masalah kacang kedelai ini harus dicarikan solusi yang lebih permanen. Hal itu, katanya, membutuhkan kerja sama semua pihak, khususnya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Saat ini, sekitar 80% kebutuhan kacang kedelai berasal dari impor.

"Karena itu, Kemendag harus bisa mengatur stok agar tak mudah diterjang fluktuasi harga internasional maupun oleh situasi perdagangan internasional," tandasnya.

Kemendag juga diminta agar bisa mengatur stabilitas harga di dalam negeri. Pada sisi lain, katanya, walaupun tanaman ini merupakan tanaman subtropis, namun tanaman ini masih bisa berkembang dengan baik di Indonesia. "Jadi harus ada koordinasi agar keran impor diatur dengan kemampuan Kementerian Pertanian dalam menyediakan kacang kedelai dari petani. Jangan sampai pasar kebanjiran produk impor yang kemudian bikin kapok petani untuk menanam kedelai," ujarnya.

Gobel juga menekankan agar Kementerian Pertanian memiliki program yang sistematis agar ke depan Indonesia bisa berswasembada kacang kedelai. Indonesia yang sudah menjadi eksportir edamame menurutnya membuktikan bahwa tanah di negeri ini bisa untuk membudidayakan tanaman kedelai. "Manfaatkan teknologi dan kuatkan riset," tegasnya.(mir)


0 Komentar