Selasa, 29 November 2022 22:21 WIB

Pemerintah Diminta untuk Impor Beras

Editor : Yusuf Ibrahim
Pedagang beras. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Penambahan pasokan beras oleh Bulog sebanyak 500 ribu ton dianggap tergolong sedikit untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Selain itu, penambahan stok melalui impor itu juga perlu dilakukan dalam waktu dekat. "Menurut saya jumlah 500 ribu ton beras itu bukan sesuatu yang terlalu besar. Untuk penduduk sebanyak Indonesia, jumlah itu lebih untuk stabilisasi temporer. Jadi ke depan, dalam waktu pendek, tingkatkan saja stok Bulog melalui impor," ujar Alamsyah, pengamat kebihakan publik, saat berdialog di acara PATAKA yang mengusung tema Polemik Menimbang Impor Beras di Tengah Klaim Surplus, Selasa (29/11/2022).

Lanjut dia mengatakan, meningkatkan stok Bulog melalui impor ini bukan tanpa alasan. Tapi untuk memitigasi eskalasi harga akibat kelangkaan pengadaan dalam negeri. "Walaupun stok cukup tapi sirkulasi barang itu menghendaki proses impor yang cukup cepat. Agar eskalasi dalam tiga bulan ke depan itu tidak melonjak harganya," tambah Alamsyah.

Ia pun mewanti-wanti, jika pasokan pasokan di dalam negeri tidak segera ditangani maka akan menjadi masalah baru di tahun-tahun berikutnya. Apalagi, ancaman krisis pangan global tetap menghantui. "Kita tetap harus waspada apabila perubahan global terus berlanjut di 2023 dan 2024," tukasnya.

Senada, Pedagang beras Pasar Induk Cipinang juga mendesak pemerintah untuk melakukan impor beras. Sebab, pasokan di pedagang kian menipis sehingga tidak cukup memenuhi permintaan warga DKI Jakarta. "Menurut kami para pelaku pasar, pemerintah harus segera mengimpor sebab kalau seandainya pemerintah tidak mengimpor, wassalam. Nanti sama -sama kita buktikan bulan Desember sampai Februari yang akan datang," ujar Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid.

Ia menilai, langkah impor beras tidak ada salahnya apabila stok di dalam negeri tidak mampu mencukupi permintaan. Sebab, jika tidak demikian, bisa-bisa pedagang bisa gulung tikar karena tidak ada barang yang dijual. 

"Kita boleh-boleh aja impor di saat kita perlu. Sementara kita tidak boleh impor di saat panen dan beras berlebih," terang pria yang akrab disapa Zul itu.(mir)


0 Komentar