Jumat, 01 September 2023 14:18 WIB

Suku Bunga Tinggi Diyakini Sebabkan Generasi Milenial Susah untuk Miliki Rumah

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai, saat ini tingkat suku bunga kredit perumahan rakyat (KPR) sebesar 8-9% masih cukup tinggi dibebankan kepada milenial.

Dikhawatirkan dengan suku bunga yang tinggi itu akan membuat generasi milenial bakal lebih susah untuk memiliki rumah. Padahal, pemerintah tengah berupaya untuk menekan angka backlog perumahan yang masih berada di angka 12,7 juta, berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional).

"Milenial itu tidak akan mampu punya rumah, mungkin masalahnya ada di bunga," ujar Menteri Basuki usai acara Malam Puncak Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2023 di Kementerian PUPR, dikutip Jumat (1/9/2023).

Basuki berharap perbankan, khususnya Himbara, bisa memberikan bunga yang lebih rendah lagi agar generasi milenial bisa semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan papan. Mengingat pertumbuhan populasi yang diramalkan menjadi bonus demografi bakal membuat jumlah penduduk di Indonesia akan semakin banyak.

"Bunga bank Himbara itu kan masih tinggi, mungkin kita harus menghadap ke Kementerian Keuangan, Menteri BUMN, khususnya untuk milenial untuk bisa punya rumah," sambungya.

Oleh karena itu, Menteri Basuki menilai bunga yang lebih ideal dan diangggap tidak terlalu membebani masyarakat milenial untuk memiliki hunian lewat KPR paling tidak berada di angka 5%. Sehingga diharapkan bank negara yang menyediakan kredit perumahan bisa turut lebih membantu pemerintah dalam upayanya menekan angka backlog.

"Kalau untuk milenial (bunga KPR) 8-9% mungkin masih tinggi, mungkin bisa 5%. Kalau Bank BTN masih 8-9%, kami harapkan bisa ditekan lagi," sambung Basuki.

Direktur Jendral Pembiayaan Infrastruktur, Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menambahkan, saat ini usulan bunga rendah untuk KPR itu masih dalam tahap pengajuan ke Kementerian Keuangan dan intensif melakukan diskusi dengan Kementerian BUMN.

"Kalau skema yang optimal sudah (dibicarakan ke Kemenkeu), tapi untuk menekan ini (bunga), kita harus mencarikan resources," pungkasnya.(mir)


0 Komentar