Selasa, 07 November 2023 16:41 WIB

Pemerintah Diminta Atur Tata Kelola Niaga Cabai dan Buka Keran Impor

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi cabai rawit merah. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan mengomentari pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan terkait tingginya harga cabai rawit merah di sejumlah daerah yang menyentuh Rp100.000 per kilogram (kg) untuk membantu petani.

Yerry menuturkan, harga cabai rawit merah melonjak tinggi disebabkan karena kemarau panjang dan kekeringan. Sehingga menyebabkan hasil panen cabai rendah dan harga melonjak naik.

"Jadi tidak sepenuhnya benar kalau tingginya harga menguntungkan petani cabai. Kan produknya sedikit, jadi petani tidak bisa untung banyak," ujar Yerry kepada wartawan, Selasa (7/11/2023).

Yerry, yang akan maju sebagai Caleg DPR RI dari Dapil Sulawesi Utara ini, mendorong agar Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sebaiknya mengatur tata kelola niaga cabai dengan membuka keran impor untuk memperbanyak stok cabai dalam negeri. 

"Sebagai langkah preventif, kami usulkan pihak Kementerian Perdagangan untuk impor cabai untuk mengamankan stok. Kalau ketersediaan barang tinggi, harga cabai bisa turun," katanya.

Dengan demikian, Yerry menyarankan agar Mendag jangan terlalu cepat bersikap tidak mengapa harga cabai melonjak tinggi demi keuntungan petani. Karena, selain petani cabai belum tentu untung, jutaan keluarga yang selera makannya bergantung pada cabai juga menderita karena harganya tinggi.

Menurutnya, Pemerintah bisa saja impor cabai dari China sebagai negara penghasil cabai terbesar dunia. Sebagai perbandingan, menurut data Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), produksi cabai China per tahun mencapai 15,8 juta ton. Sedangkan produksi cabai Indonesia hanya 1,8 juta ton. "Kami sarankan kita impor saja dulu dari China. Atau bisa juga dari Turki dan Meksiko. Yang penting stok cabai di musim kemarau ini aman. Kalau sudah musim penghujan dan stok cabai normal, impornya dihentikan," ucapnya.

Sebelumnya, Mendag Zulkifli Hasan menilai, kenaikan harga cabai rawit merah yang di beberapa daerah sebagai fenomena yang sesekali terjadi untuk membantu petani. Zulkifli Hasan menilai tidak masalah apabila harga jual cabai rawit di pasaran mengalami kenaikan beberapa kali dalam setahun. Hal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan. "Cabai enggak apa-apa mahal sekali-sekali," kata Zulkifli Hasan, Senin (6/11/2023).(des)


0 Komentar