3 jam yang lalu

Xiaomi Jelaskan tentang YU7 yang Terbakar saat Dicoba di Sirkuit

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto istimewa)

JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Xiaomi kembali menjadi sorotan setelah mobil listrik terbaru buatan mereka, YU7, terbakar pada bagian pengereman saat dicoba di sirkuit. Sontak ini memicu tanda tanya besar terhadap keselamatan untuk mobil listrik tersebut. 

Seperti diketahui, YU7 dirancang dengan performa tinggi dengan tenaga mencapai 682 hp dan torsi puncak 866 Nm dari sistem motor ganda. Untuk akselerasi 0-100 km/jam hanya dalam 3,23 detik, dan kecepatan tertinggi mencapai 253 km/jam.

Dalam video yang disebarkan, terlihat seorang teknisi berdiri di sisi mobil listrik tersebut. Kaliper rem depan sisi kiri terlihat mengeluarkan api. Teknisi tersebut lalu mengeluarkan alat pengukur suhu dan menunjukkan angka 619 derajat celcius, hanya sekitar 50 derajat dari titik leleh aluminium.

Melansir Carnewschina, Xiaomi sebagai produsen menganggap sepele apa yang terjadi pada kaliper rem YU7 tersebut. Raksasa teknologi tersebut mengatakan itu adalah kondisi "normal" bagi kendaraan performa tinggi.

Disebutkan bahwa api tersebut berasal dari bahan organik pada kampas rem bertipe low-metallic, bukan dari komponen karbon keramik seperti pada supercar. Menariknya, Xiaomi menambahkan bahwa sistem pengereman regeneratif pada mobil tersebut tidak diaktifkan saat uji coba berlangsung.

Sebagai informasi, YU7 Max memiliki mode berkendara khusus bernama Master Mode dengan fitur Enhanced Energy Recovery yang mampu memberikan deselerasi hingga 0,2G tanpa melibatkan rem gesek secara berlebihan. Memiliki bobot mencapai 2,3 ton, beban kerja pada rem gesek saat tidak menggunakan fitur regeneratif tentu sangat tinggi.

Kondisi ini yang diyakini memicu munculnya api saat pengujian berlangsung di trek. Insiden ini menggarisbawahi tantangan yang lebih luas dalam desain kendaraan listrik. Sebagian besar bantalan rem pabrik menggunakan formula NAO (non-asbestos organic) atau keramik rendah logam, yang secara khusus dioptimalkan untuk berkendara sehari-hari dan kenyamanan.

Bahan-bahan ini berfungsi dengan baik di bawah 400°C tetapi mengalami pemudaran termal di atas ambang batas tersebut. Pada suhu ekstrem, resin dapat menjadi karbon atau terbakar, terutama saat pengereman regeneratif tidak lagi digunakan untuk melindungi komponen drivetrain.(mar)


0 Komentar